Senin, 24 November 2008

ISTILAH DALAM KARAWITAN


Dalam karawitan terdapat berbgagai istilah, mulai dari istilah peralatan, istilah tabuhan, pola permainan peralatan, deretan nada, vokal, jenis ketukan dan lain sebagainya, berikut adalah jenis peristilahan dimaksud:

Anak-Anakan: Bagian gendhing setelah mbok-mbokan dengan menggunakan tehnik tabuhan pancer pada instrumen Bonang Babok.
Andegan lagu: Teknik pengambilan pernafasan pada Vokal (sindenan) untuk pemenggalan kalimat lagu agar lagu yang disajikan bisa baik.
Bal: Balungan (notasi gendhing)
Bandrekan: Teknik tabuhan instrumen Bonang yang polanya saling mengisi secara bergantian antara Bonang Banbok dan Bonang Penerus khusus pada Gendhing Jula-Juli.
Banyu Mili: Salah satu teknik tabuhan instrumen Gambang yang mengalir dan berkesinambungan
Bentuk Bilah: Ricikan gamelan yang berbentuk bilah yaitu: saron demung, saron ricik, saron peking, gender penembung/slenthem, gender barung, gender penerus dan gambang.
Bentuk Kawatan: Ricikan gamelan dengan kawat yang ditegangkan sebagai sumber bunyinya yaitu: rebab, calempung, dan siter.
Bentuk Pencon: Ricikan gamelan yang berbentuk pencon yaitu: bonang panembung, bonang barung, bonang penerus, engkuk emong, kempyang, Kethuk, kenong, kempul, gong suwukan, gong kemodong dan gong ageng.
Bentuk Pipa: Ricikan gamelan yang berbentuk pipa yang dibuat dari buluh (bambu) yaitu suling. Satuan udara yang berada di dalam ricikan suling itu sebagai sumber bunyi. Ada dua buah suling, satu untuk laras slendro berlubang 4, dan satu lagi untuk laras pelog berlubang 6.
Bentuk Tebokan: Ricikan gamelan yang mengguanakan kulit atau selaput tipis yang direnggangkan sebagai sumber bunyi adalah kendhang. Ricikan kendhang menurut bentuk dan ukurannya ada beberapa macam yaitu: teteg (bedug), kendhang ageng, kendhang batangan, kendhang penuntung dan kendhang ketipung. Ricikan kendhang termasuk jenis instrumen bentuk tebokan karena bidang yang ditabuh menyerupai tebok.
Bonang Barung: Ricikan seperti halnya bonang panembung namun bentuknya sedang (lebih kecil daripada bonang panembung) yang terdiri atas 2 rancak, yaitu 1 rancak untuk laras slendro dan 1 rancak untuk laras pelog.
Bonang Panembung: Ricikan yang berbentuk pencon yang diletakkan di atas rancakan dengan susunan dua deret, bagian atas disebut brunjung dan bagian bawah disebut dhempok.
Bonang panerus: Ricikan seperti halnya bonang barung yang bentuknya kecil (lebih kecil daripada bonang panerus) yang terdiri atas 2 rancak, yaitu 1 rancak untuk laras slendro dan 1 rancak untuk laras pelog.
Buka: Melodi awal sebuah gendhing
Calempung: Termasuk dalam insrtumen petik. Dalam seperangkat gamelan terdapat 3 buah calempung, yaitu 1 untuk gamelan laras slendro dan 2 untuk gamelan laras pelog.
Cengkok: Pola permainan garap lagu dalam karawitan yang terdiri dari garap ricikan dan Vokal (sindenan dan gerongan)
Dados: Pokok (inti) gendhing yang diulang-ulang
Dikebuk: Kendhang dibunyikan dengan cara di-kebuk atau di-tepak dengan tangan pada masing-masing tebokan-nya. Khusus untuk teteg atau bedug cara membunyikannya tidak di-kebuk dengan tangan, tetapi ditabuh dengan alat pemukul.
Engkuk-kemong dan kempyang: Engkuk kemong ada 1 rancak untuk laras slendro sedangkan kempyang ada 1 rancak untuk laras slendro.
Gambang: Gambang berjumlah 3 rancak dengan bilah yang terbuat dari kayu berlian, yaitu 1 rancak laras slendro, 1 rancak laras pelog bem dan satu rancak untuk pelog barang yang masing-masing rancakan berisi 21 bilah.
Gambyak: Jenis kendangan Jawatimuran kelanjutan dari kendangan gedugan yang suasananya lebih dinamis untuk gendhing Sakcokro, Saksamirah, Sakluwung, Sakjonjang, Saklambang
Gamelan Ageng: Gamelan yang jumlah instrumennya lengkap tidak kurang dari 18 jenis.
Gamelan Pakurmatan: Gamelan yang mempunyai fungsi sangat spesifik.
Gamelan: alat musik tradisional yang dipergunakan untuk menyajikan karawitan.
Gatra: Bagian terkecil dari sebuah gendhing yang terdiri dari emapt sabetan balungan
Gatra: Nama motif langen/gendhing Jawa setiap 4 Kethukan
Gedhugan: Jenis kendangan Jawatimuran dengan menggunakan kendang satu, untuk gendhing setingkat Sakcokro, Saksamirah, Sakluwung, Sakjonjang, Saklambang, Sakayak dan Sakpamijen disajikan sebelum kendangan gambyak
Gemakan: Teknik pukulan instrumen Slenthem untuk gendhing Sakcokro, Saksamirah, dan Sakluwung.
Gembyang: Teknik tabuhan bonang yaitu 2 nada dalam satu oktaf ditabuh bersamaan gembyang ginting, gembyang pinjal, gembyang pidak
Gender Barung: Gender yang menggunakan bumbungan berjumlah 3 rancak, yaitu 1 rancak laras slendro, 1 rancak laras pelog bem dan 1 rancak lagi untuk laras pelog barang.
Gender Panembung/Slenthem: Ricikan bentuk bilah berukuran besar yang menggunakan tabung atau bumbungan yang dibuat dari bambu atau seng sebagai resonator.
Gender Panerus: Bentuknya lebih kecil daripada gender barung, berjumlah 3 rancak, yaitu 1 rancak laras slendro, 1 rancak laras pelog bem dan satu rancak untuk pelog barang.
Gendhing: Deretan nada-nada yang sudah tersusun dan bila dibunyikan akan enak didengar. Gamelan, bunyi-bunyian, Lagu dalam gamelan Jawa
Gerongan: Vokal bersama yang dibawakan lebih dari satu orang, bertempo metris dan bercengkok sama.
Gong Ageng: Dalam seperangkat gamelan ageng yang lengkap terdapat 2 buah pencon yang apabila ditabuh akan menghasilkan suara yang mengombak.
Gong Barang: Jenis gong yang ukuran besarnya diatas Gong Suwukan berlaras 1 (ji).
Gong Gedhe: Salah satu jenis Gong yang ukurannya paling besar dalam perangkat gamelan biasanya dibunyikan sebagai finalis sebuah gendhing.
Gong Kemodhong: Bentuknya seperti bilah slenthem, tetapi agak besar dan ditempatkan di atas suwekan dan terdiri atas 2 bilah yang belainan.
Gong Suwukan: Jenis Gong yang ukuran besarnya dibawah Gong Barang dan Gong Gedhe berlaras 2 (ro).
Gregel: Variasi pengembangan melodi Vokal (sindenan dan gerongan) yang lebih spesifik.
Imbal: Teknik tabuhan instrumen Saron yang polanya saling mengisi secara bergantian antara Saron I dan Saron II.
Kebyokan Mancer: Teknik pukulan Bonang Penerus, untuk gendhing setingkat Sakjonjang, Saklambang, Sakpucanggaliman untuk bagian gendhing anak-anakan.
Kebyokan Nggantung: Salah satu teknik tabuhan instrumen Gambang yang penyajian melodinya terputus-putus.
Kebyokan Pengkalan: Teknik pukulan Bonang Penerus untuk gendhing setingkat Saklambang, Sakpucanggaliman dan Sakolang-aling, pada bagian mbok-mbokan.
Kebyokan: Tehnik tabuhan pada instrumen yang mengunakan 2 (dua) tabuh dengan cara memukul dua nada yang sama yang berjarak 1 (satu) oktaf.
Kempul: Untuk gamelan laras slendro terdapat 5 buah pencon, sedangkan untuk gamelan laras pelog terdapat 6 buah pencon.
Kenong: Untuk gamelan laras slendro terdapat 5 pencon.
Ketawang: Salah satu bentuk gendhing struktur tertentu dalam karawitan Jawa, yang dalam satu gongan terdiri dari 16 Kethukan.
Kethuk: Kethuk terdiri dari 2 rancak, untuk laras slendro 1 rancak dengan nada jangga (2) slendro dan untuk laras pelog 1 rancak dengan nada jangga (2) pelog.
Kinthilan: Teknik tabuhan sekaran Saron II yang pola tabuhaanya mengikuti Saron I.
Ladrang: Salah satu bentuk dengan struktur tertentu dalam karawitan Jawa (dalam satu gongan mempunyai 32 Kethukan atau sabetan)
Lancaran: Salah satu bentuk dengan struktur tertentu dalam karawitan Jawa (dalam satu gongan mempunyai 8 Kethukan atau sabetan pukulan)
Laras Pelog: Jenis laras dalam gamelan yang intervalnya tidak sama rata dalam satu oktaf/gembyangan.
Laras Slendro: Jenis laras dalam gamelan yang intervalnya hampir sama rata dalam satu oktaf/gembyangan.
Laras: Deretan nada-nada dalam satu oktaf/gembyang yang sudah tertentu tata interval dari tinggi dan rendah nadanya.
Laras: Suara yang sesuai
Lirihan: Penyajian gendhing-gendhing dengan volume tabuhan yang halus atau pelan, semua instrumen ditabuh meskipun yang diutamakan adalah tabuh Ngarep seperti Gender, Gambang, Rebab, Calempung/Siter dan Suling dengan menggunakan variasi permainan tempo yang berbeda-beda. Bentuk penyajian karawitan Lirihan itu masih dapat di bedakan lagi berdasarkan instrumen yang dipergunakan, antara lain: Gadon, Nyamleng, Siteran, Genderan dan lain-lain.
Luk: Variasi permainan melodi Vokal sindenan.
Mbalung: Salah satu jenis tabuhan pada kelompok instrumen Balungan dan instrumen Garap yang teknik pembunyiannya sesuai dengan balungan lagu.
Mbok-Mbokan: Bagian gendhing Saklambang, dan sejenisnya yang dimainkan setelah bagian buka dan menggunakan tabuhan ngracik untuk tehnik tabuhan pada instrumen Bonang Babok.
Milah: Teknik menggesek instrumen Rebab maju satu nada dan mundur satu nada dalam tiap gatra.
Minjal: Menabuh dua nada yang sama dengan selisih satu oktaf secara bersamaan pada hitungan pertama dan ketiga pada setiap gatra, dengan mengacu nada pada hitungan ke empat.
Mipil: Teknik pukulan Gender dengan cara memukul bilah satu persatu.
Mlampah: Bentuk isian balungan gendhing dalam satu gatra yang berisi empat pukulan balungan.
Nduduk: Teknik menggesek instrumen Rebab yang dalam satu gatra terdiri dari empat kali menggesek rebab.
Ngeceg: Salah satu teknik permainan pada Instrumen Siter, dengan cara posisi jari tangan kiri menekan snar/string untuk meredam bunyi.
Ngracik: Variasi permainan melodi lagu untuk Bonang Babok, untuk gendhing setingkat Sakjonjang, Saklambang, Sakpucanggaliman dan Sakboyong.
Nibani: Bentuk isian balungan gendhing yang dalam satu gatra berisi dua sabetan balungan.
Nikeli: Tabuhan dobel
Nyacah: Teknik tabuhan Saron untuk gendhing setingkat Sakayak.
Pamangku Lagu: Bertugas menjalankan lagu yang sudah ada, serta mempertegas melodi. Dilakukan ricikan balungan yaitu: gender panembung, saron demung, saron ricik dan saron peking.
Pamangku Wirama: Bertugas menjaga irama, mempertegas tempo yang telah ada, dilakukan oleh ricikan kolotomi yaitu: engkuk-kemong, kempyang, Kethuk, kenong, kempul, gong suwukan dan gong ageng.
Pamurba Lagu: Bertugas sebagai penentu dan penuntun lagu, dilakukan oleh ricikan rebab, gender barung dan bonang barung. Khusus ricikan rebab, disamping sebagai Pamurba Lagu juga berfungsi sebagai Pamurba Yatmaka yang berarti berfungsi menunjukkan nafas, jiwa, dan karakter gendhing yang disajikan.
Pamurba Wirama: Bertugas untuk menguasai irama dalam sajian, berhak menentukan tempo dan volume serta menghentikan sajian. Tugas ini disajikan oleh ricikan kendhang.
Pancer: Tehnik tabuhan untuk instrumen Bonang Babok dan Peking dengan memukul satu nada lebih dari satu kali.
Pangkon: Seperangkat gamelan, Dalam arti tempat atau wadah untuk meletakkan bilah-bilah gamelan.
Pangrengga Lagu: Bertugas mengisi lagu, dilakukan oleh ricikan gender panerus, suling, calempung dan siter.
Paparan: Teknik pukulan instrumen Slentem untuk gendhing setingkat Saklambang, Sakolang-aling, Sakpucanggaliman dan Sakboyong.
Pathet: Batasan permainan wilayah nada pada garap gendhing.
Pathetan: Jenis lagu dalam karawitan yang disajikan sebelum gendhing dibunyikan bersuasana agung dan tenang.
Pelog: Tangganada yang terdiri atas 7 nada yang memiliki karakter tenang dan menghanyutkan.
Penanggulan: Jenis tabuhan kendang untuk gendhing sakgiro dan sakgagahan dengan menggunakan dua kendang yakni kendang ketipung dan kendang ageng, menggunakan alat pukul stik.
Pencu: Bagian menonjol dari instrumen Bonang, Kethuk, Kenong, Kempul dan Gong yang fungsinya untuk dipukul.
Penjarian: Posisi jari tangan pada teknik rebaban.
Pinjalan: Salah satu teknik tabuhan instrumen Gambang yang cara memainkannya antara teknik pukulan tangan kiri dan kanan saling bergantian.
Pithetan: Teknik untuk meredam suara gamelan dengan cara menekan bilah/pencu yang habis dipukul.
Rampak: Keselarasan pukulan gamelan antara instrumen yang satu dengan instrumen lainnya.
Rebab: Instrumen gesek yang menggunakan dua buah kawat. Di dalam seperangkat gamelan ada 2 macam rebab, yaitu rebab byur (polos satu warna) dan rebab ponthang.
Ricikan: Sebutan beberapa macam instrumen untuk setiap jenisnya.
Sak: Ukuran bentuk gendhing pada karawitan gaya Jawatimuran.
Saron Demung: Seperangkat gamelan yang memiliki 4 pangkon saron demung masing-masing 2 pangkon untuk laras pelog dan 2 pangkon untuk laras slendro.
Saron Peking: Bentuknya lebih kecil dari saron ricik dan terdapat 2 pangkon, yaitu 1 pangkon untuk laras pelog dan 1 pangkon untuk laras slendro.
Saron Ricik: Seperangkat gamelan yang memiliki 8 saron ricik yang berbentuk lebih kecil dari saron demung, yaitu 4 pangkon untuk laras pelog dan 4 pangkon untuk laras slendro.
Sekaran: Variasi permainan melodi pada kelompok ricikan Balungan dan ricikan Garap.
Seleh /dhawah: Pedoman yang digunakan untuk garap gender, rebab, gambang, bonang dan sindenan yang mengacu pada nada akhir tiap-tiap gendhing.
Sendhal Pancing: Teknik menggesek instrumen Rebab yang terdiri empat kali menggesek, kosokan ke 1, ke 2 dan ke 3 berjarak dekat , sedang kosokan ke 3 dan ke 4 berjarak panjang.
Sindenan: Vokal tunggal yang dibawakan oleh seorang Vokalis (waranggono) dengan cengkok yang lebih bebas.
Siter: Lebih sederhana dari calempung, ada yang berbentuk kotakan dan ada pula yang dibuat bolak-balik sehingga dapat berfungsi untuk laras slendro dan pelog.
Slendro: Tangganada yang terdiri dari 5 nada yang memiliki karakter merangsang, menggerakkan, penuh fantasi dan cemerlang.
Soran: Penyajian gendhing-gendhing dengan volume tabuhan yang keras, semua instrumen ditabuh kecuali Gender, Gambang, Rebab, Suling dan Siter. Penyajian Soran dapat di mainkan dengan tempo Seseg, Tanggung dan Antal.
Suwuk: Gendhing berakhir
Tab: Tabuhan
Tetegan/timbangan: Teknik tabuhan Peking yang ritmenya saling bergantian dengan instrumen Bonang Penerus.
Wadhah: Tempat untuk meletakkan atau menggantungkan bilah-bilah gamelan.
Wiled: Pola pengembangan tafsir garap ricikan dan Vokal yang berupa variasi-variasi tehnik sekaran.
Wirama: Aspek yang terkait dengan iringan gamelan dan irama gerak dalam satu tarian tertentu.
Wirasa: Aspek jiwa.

Minggu, 23 November 2008

KAYU BERTUAH

Sebagai orang jawa kebanyakan, saya pernah mendengar bahwa para leluhur dulu sering menggunakan jenis-jenis kayu sebagai semacam pusaka atau barang yang dipakai untuk kepentingan tertentu, setelah menelusuri ke beberapa daerah dan beberapa orang tua, saya mendapat cerita begitu banyak jenis kayu yang selama ini dipercaya memberikan tuah, berikut adalah hasil telusuran tersebut.
Kayu bertuah adalah kayu yang secara alamiah atau kodrati mempunyai/mengandung daya kekuatan energi atau potensi supranatural dan bukan rekayasa manusia. Kayu-kayu tersebut merupakan ciptaan dan anugerah dari Tuhan. Mengenai kekuatan, daya, potensi, atau energi kayu-kayu tersebut perlu kita ketahui atau kita cermati supaya dapat dipergunakan untuk kelengkapan atau perlengkapan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang juga merupakan anugerah Tuhan, agar supaya manusia dapat “rahayu” dalam menjalankan kehidupan ataupun mengembangkan kehidupan kayu tuah tersebut yang merupakan pancaran energi yang dapat dipelajari atau diketahui dengan berbagai macam cara.
Maksud dari penyebaran informasi tentang kayu-kayu bertuah ini jauh dari pemikiran Rumangsa Bisa bahkan sebaliknya Bisa Rumangsa.
Pengetahuan tentang kayu bertuah ini sudah dikenal sejak jaman nenek moyang kita (leluhur) yang diwariskan kepada anak cucu hingga sekarang banyak sekali yang mempunyai pengetahuan ataupun pengalaman tentang kayu-kayu bertuah tersebut.
Dengan energi kayu bertuah tersebut kiranya dapat dimanfaatkan untuk melengkapi dan meningkatkan energi tubuh yang sudah ada dalam diri manusia sejak lahir.


JENIS-JENIS KAYU BERTUAH

1. Naga Sari
Tuah : Keselamatan, anti ilmu hitam, sihir, black magic, anti tanah sangar, hawa iblis, maksud jahat, musuh tersembunyi,kebijaksanaan, kewibawaan, kesetiaan, keharmonisan keluarga, keluhuran, kesehatan, rejeki, ketentraman.
2. Kastigi
Tuah : Keselamatan, unsure rejeki, anti tanah sangar, pengaruh jin, hama tumbuh-tumbuhan, penyakit menular, anti racun kadar tinggi, pemunah daya negative.
3. Drini
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, unsure rejeki, penawar dan pemusnah racun, anti daya negative
4. Tesek
Tuah : Kewibawaan, ketangguhan, keselamatan, anti hama tumbuhan, anti tanah sangar, hawa iblis, tahan lama di dalam air apabila terjadi air bah atau banjir, anti daya negative, sebagai upas-upasan.
5. Lontrok
Tuah : Keselamatan, anti daya negative, menghilangkan hambatan, membantu orang yang akan melahirkan bila ada kesulitan, kewajaran.
6. Kebak
Tuah : Keselamatan, melancarkan usaha, anti jin, anti tuyul, dan anti daya negative
7. Wujek
Tuah : Keselamatan, keharmonisan rumah tangga, kesetiaan, anti daya negative, melancarkan usaha, kepekaan, pengasihan.
8. Jati Kluwih
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, rejeki, anti daya negatif.
9. Mentawa
Tuah : Penawar racun, keselamatan, anti daya nagatif, penawar tanah sangar, keamanan.
10. Jagad
Tuah : ,Keselamatan, kewibawaan anti tanah sangar, kanuragan, kelincahan, keuletan, anti daya nagatid, tidak mudah lelah bila dibawa.
11. Menta
Tuah : Kewibawaan, keselamatan, anti daya negative, keteguhan, keluhuran, kesehatan, kanuragan, obat mata yang lama tidak sembuh
12. Wungleng
Tuah : Keselamatan, keluhuran, kewibawaan, ketenagan, anti daya negatif.
13. Kengkeng
Tuah : Ketenangan, keselamatan, anti daya negative, ketentraman, penolak sawan.
14. Walikukun
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, kesehatan, anti daya negative, anti tanah sangar.
15. Liwung
Tuah : Kewibawaan, keselamatan, keluhuran, kanuragan, anti daya negative, ketenangan, sangat membantu dalam konsentrasi (Meditasi).
16. Minging
Tuah : Keselamatan, anti daya negative, kewibawaan, kepekaan, ketajaman penginderaan.
17. Galih Asem
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, keteduhan, ketentraman, anti daya negative,.
18. Galih Kelor
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, rejeki, anti daya negatif, kanuragan, kepekaan, menambah tajam penginderaan.
19. Sangga Waja
Tuah : Keselamatan, keteguhan, rejeki, anti daya negatif, daya energi tinggi.
20. Rukem
Tuah : Keselamatan, melancarkan usaha, anti daya negatif,.
21. Sri Gading
Tuah : Keselamatan, kesehatan, anti daya negatif, menambah tajam penginderaan.
22. Sisir
Tuah : Keselamatan, melancarkan usaha, anti jin, anti tuyul, anti daya negatif, memperkuat kayu bertuah yang lain.
23. Dewandaru
Tuah : Keselamatan, melancarkan usaha, anti daya negatif, anti racun.
24. Boga
Tuah : Keselamatan, melancarkan usaha, anti daya negatif.
25. Sulastri
Tuah : Keselamatan, menjalin keharmonisan rumah tangga, kesetiaan, kemesraan, kehangatan, ketentraman.
26. Secang
Tuah : Keselamatan, kesehatan, anti daya negatif, anti hama tumbuh-tumbuhan, unsure rejeki.
27. Songgo Langit
Tuah : Kewibawaan, kemuliaan, ketenangan, keluhuran, keselamatan, anti daya negatif.
28. Kantil
Tuah : Pengasihan, rejeki, kewibawaan, melancarkan usaha.
29. Rampung
Tuah : Keselamatan, rejeki, kewibawaan, anti daya negatif, ketangguhan energi.
30. Roa
Tuah : Kewibawaan, kemuliaan, ketenangan, keluhuran, keselamatan, anti daya negatif.
31. Bunglon
Tuah : Keselamatan, kehamonisan, kesetiaan, rejeki, keteguhan, anti daya negatif, penghasilan.
32. Kelangkok
Tuah : Keselamatan, jabatan, anti daya negatif, kewibawaan.
33. Tejo
Tuah : Menghisap racun, membuka aura, tolak bala, anti daya negatif.
34. Tutup
Tuah : Melengkapi kayu kebak, melancarkan usaha/rejeki.
35. Krincing Wesi
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, energi, kanuragan, keluhuran, pencarian, anti daya negatif, penginderaan.
36. Wegig
Tuah : Keselamatan, kewibawaan, keteguhan, kebijaksanaan, anti daya negatif, kecermatan dalam berfikir.
37. Winong
Tuah : Keselamatan, anti daya negatif, kebijaksanaan, keluhuran, disenangi/ dicintai leluhur.
38. Wahyu
Tuah : Keselamatan, keluhuran, kewibawaan, melancarkan usaha, anti daya negatif.
39. Kalima Sada
Tuah : Keselamatan, keluhuran, kewibawaan, melancarkan usaha, anti daya negatif.
40. Pring Pethuk, Carang Pethuk, Pring Ketemu Ros, Pring Tumpuk/Rotan Pethuk
Tuah : Keselamatan, melancarkan usaha, mendatangkan keberuntungan, menolak pencurian, menolak penyakit menular, hawa iblis, tanah sangar, ilmu hitam dan anti daya negatif.
41. Itam
Tuah : Keselamatan, penangkal roh jahat, ketentraman, kedamaian, keteduhan, anti daya negatif.
42. Cukil Kayu
Tuah : Keselamatan, rejeki, daya tarik, kewibawaan, anti daya negatif, keteduhan, ketentraman.



BERDASARKAN ZODIAC (Pita Hewan=Dierenriem)

Zodiac Aries (21 Maret-20 April)
21 – 30 Maret, memakai kastigi, carang gantung, dewandaru.
31 Maret-9 April, memakai : tesek, kastigi
10-20 April, memakai : nagasari

Zodiac Taurus (21 Aprilo-21 Mei)
21-30 Aril, memakai: manik ringin, tesek, nagasari, kastigi
1-11 Mei, memakai: tesek, nagasari, kastigi
12-21 Mei, memakai kastigi, nagasari

Zodiac Gemini (22 Mei-21 Juni)
22-31 Mei, memakai: tesek, nagasari, kastigi
1-10 Juni, memakainagasari, kastigi, tesek
11-21 Juni, memakai tesek, kastigi, nagasari

Zodiac Cancer (22 Juni-22 Juli)
22 Juni -1 Juli, memakai: nagasari, kastigi
2-11 Juli, memakai: tesek, kastigi
12-22 Juli, memakai kastigi, tesek, nagasari

Zodiac Leo (23 Juli- 22 Agustus)
23 Juli-1 Agustus, memakai: nagasari
2-11 Agustus, memakai: kastigi
12-22 Agustus, memakai tesek, kastigi, nagasari, manik ringin

Zodiac Virgo (23 Agustus-22 September)
23 Agustus-1 Sept, memakai: nagasari, kastigi
2-11 September, memakai: tesek, dewandaru
12-22 September, memakai kastigi, nagasari

Zodiac Libra (23 September-23 Oktober)
23 Sept-2 Okt, memakai: kastigi, dewandaru
3-12 Oktober, memakai: kastigi, dewandaru
13-22 November, memakai kastigi

Zodiac Scorpio (24 Oktober-22 November)
24 Oktober-2 Nov, memakai: tesek, dewandaru
3-12 Nov, memakai: kastigi
13-22 Nov, memakai kastigi

Zodiac Sagitarius (23 November-2 Desember)
23 Nov-2 Des, memakai: kastigi
3-12 Desember, memakai: nagasari, manik ringin
13-21 Desember, memakai kastigi, tesek, dewandaru

Zodiac Capricornus (22 Desember-19 Januari)
22-31 Des, memakai: kastigi
1-10 Januari, memakai: nagasari, manik ringin
11-19 Januari, memakai tesek, kastigi, dewandaru

Zodiac Aquarius (20 Januari-18 Februari)
20 – 29 Januari, memakai: nagasari
30 Jan -8 Feb, memakai: nagasari batok kelapa mata 1, carang gantung
9-18 Februari, memakai kastigi, tesek

Zodiac Pisces (19 Februari-20 Maret)
19 – 28 Feb, memakai: tesek, dewandaru
1-10 Maret, memakai: kastigi, manik ringin
11-20 Maret, memakai kastigi

Kamis, 20 November 2008

Serat Tripama

(Dandanggula)

Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa sira anuladha
Duk ing uni caritané
Andelira Sang Prabu
Sasrabahu ing Maespati
Aran patih Suwanda
Lelabuhanipun
Kang ginelung tri prakara
Guna kaya purun ingkang dèn antepi
Nuhoni trah utama (1)

Alangkah baiknya para prajurit,
bila kalian biasa mengambil tauladan
kisah jaman dahulu.
Andalan Sang Prabu
Sasrabahu di Maespati,
Bernama Patih Suwanda.
Jasanya
mencakup tiga hal.
Dalam melaksanakan tugasnya
menjalankan perintah rajanya. (1)

Lirè lelabuhan tri prakawis
Guna bisa saniskaréng akarya
Binudi daja unggulé
Kaya sayektinipun
Duk bantu prang Manggada nagri
Amboyong putri dhomas
Katur ratunipun
Puruné sampun tetéla
Aprang tanding lan ditya Ngalengka nagri
Suwanda mati ngrana (2)

Jasanya yang mencakup tiga hal itu,
melaksakan tugasnya dengan baik,
,berjuang untuk menang,
sebagaimana halnya
ketika membantu dalam perang dengan Negara Manggada.
Memboyong 800 orang putri,
dipersembahkan kepada rajanya.
Pengorbanannya sudah nyata.
Dalam perang tanding dengan raksasa dari Negara Alengka
Suwanda gugur di medan laga. (2)

Wonten malih tuladhan prayogi
Satriya gung nagari Ngalengka
Sang Kumbakarna arané
Tur iku warna diyu
Suprandené nggayuh utami
Duk wiwit prang Ngalengka
Dénya darbé atur
Mring raka amrih raharja
Dasamuka tan kéguh ing atur yekti
Déné mungsuh wanara (3)

Ada lagi yang layak dijadikan teladan.
Satria agung dari Negara Alengka
yang bernama Kumbakarna.
Walaupun seorang raksasa,
ia berusaha melaksanakan keutamaan.
Pada saat dimulainya perang di Alengka,
ia menyampaikan saran
kepada kakandanya (untuk menghindari perang) demi keselamatan.
Dasamuka tidak menggubris sarannya
karena musuhnya hanyalah bangsa kera. (3)

Kumbakarna kinèn mangsah jurit
Mring kang raka sira tan nglenggana
Nglungguhi kasatriyané
Ing tekad datan sujud
Amung cipta mring yayah rena
Myang leluhuripun
Wus mukti anèng Ngalengka
Mangké arsa rinusak ing bala kapi
Pun ugi mati ngrana (4)

Kumbakarna diperintahkan maju perang
oleh kakandanya dan ia tidak menolak,
sebagai seorang ksatria,
walaupun dalam hati tidak menyetujui.
Hanya niat berbakti kepada orangtua
dan leluhurnya.
Alengka yang sudah jaya
saat itu akan dirusak oleh bangsa kera.
Ia pun gugur di medan laga. (4)

Wonten malih kinarya palupi
Suryaputra Narpati Ngawangga
Lan Pandawa tur kadangé
Lan yayah tunggil ibu
Suwita mring Sang Kurupati
Anèng nagari Ngastina.
Kinarya gul-agul.
Manggala golonganing prang.
Bratayuda ingadegken Sénapati
Ngalaga ing kurawa. (5)

Ada lagi yang dapat dijadikan tauladan.
Suryaputra (putra Surya) Adipati Awangga.
Yang juga adalah saudara Pandawa,
saudara seibu.
Mengabdi kepada Sang Kurupati,
Raja Negara Astina,
dan dijadikan andalan,
pemimpin di medan perang.
Dalam Baratayuda dinobatkan sebagai Senapati
Perang oleh Kurawa. (5)

Dèn mungsuhken kadangé pribadi,
Aprang tanding lan Sang Dananjaya,
Sri Karna suka manahé,
Anggonira pikantuk,
Marga dènya arsa males sih,
Mring Sang Duryudana,
Marmanta kalangkung,
Dènya ngetog kasudiran,
Aprang ramé Karna mati jinemparing,
Sumbaga wiratama (6)

Ia dihadapkan dengan saudaranya sendiri.
Berperang dengan Sang Dananjaya (Harjuna)
Sri Karna (Suryaputra) gembira hatinya,
karena mendapat kesempatan membalas budi
kepada Duryudana (Kurupati),
sehingga tidak tanggung-tanggung
ia mengerahkan segala kesaktiannya.
Peperangan berlangsung seru, Karna gugur terkena anak panah
Sebagai perwira utama. (6)

Katri mangka sudarsanèng Jawi,
Pantes sagung kang para prawira,
Amirita sakadaré,
Ing lelabuhanipun,
Aywa kongsi buang palupi,
Menawa èsthinipun,
Sanajan tékading buda,
Tan pradeba budi panduming dumadi,
Marsudèng kautaman (7)

Sudah selayaknya para perwira.
Pelajari sebaik-baiknya
pengorbanan mereka.
Jangan sampai mengabaikan keteladanannya. Karena sesungguhnya,
tidak cukup hanya tekad yang kuat.
Akhlak yang baik tidak boleh ditinggalkan
Dalam mencapai keutamaan. (7)

SERAT KALA SASRA

Ngabehi Kiduling Mesjid (KM)

Amenangi jaman kala sasra
Datan ana jalma kang tata
Kebo tumindak adigang adigung adiguna
Dene semut tan eling marang rupanira
Mula Gusti paring kala sasra

Hidup di jaman seribu bencana
Seolah-olah tiada lagi manusia yang benar
Kerbau-kerbau bertindak semena-mena.(Orang-orang besar telah kehilangan jati diri,menyombongkan kepandaiannya, kekuasaaan serta kekuatan)
Dan semutpun lupa dengan takdirnya (orang-orang kecil telah lupa dengan kewajiban dan tugasnya ).
Maka dari itu tuhan menurunkan banyak bencana dan musibah

Pancen punika sampun pinesthi
Saking kersanipun Hyang Widi
Supados jalmo datan lali
Marang sangkan paraning dumadi
Mugya tansah Mulat sarira, hangrasa wani

Memang semua ini sudah suratan
Atas kehendak Yang Maha Tunggal
Supaya manusia ini tudak lupaAtas asal muasalnya
Seharusnyalah manusia itu selalu mengaji diri dan selalu instropeksi diri

Ing jaman puniki katanda sengkalan
Sad sirno pati ing sungu
Nuswantoro kathah layon agung.
Prasasat gajah lan semut pejah amblasah.
Hamargo klimput-luput ing margo
Puguh mbeguguk kaya angguk mring Hyang Manon

Di jaman ini ditandai dengan sengkalanSad = 6, sirno =mati=0,pati=mati=0 sungu=tanduk=2, =terjadi di tahun 2006DiNusantara banyak manusia meninggal duniaOrang besar dan orang kecil tewas seperti tak ada harganyaSemua ini terjadi karena kita semua telah salah jalan baik sadar maupun tidak
Prura-pura buta, tuli dan tidak bisa bergerak seperti boneka di depan Yang Maha Tahu

Hurip brayan ing jaman kala sasra aja pegat ing kaprayitnan
Lakonono urip laku tama
Mangsah gesang ulomo , satriyo ,raja lan kawulo
Lumaku ing margo titis datan owah gingsir
Mangayom marang Gusti Allah kang satuhu


Hidup di jaman seribu bencana selalu berhati-hatilah
Jalanilah hidup ini dengan keutamaan
Pilihlah hidup dengan meniru ulama, raja, kesatria atau rakyat kecil.
Tentu saja mereka yang berjalan diatas rel dengan tidak menyimpang sedikit pun
Selalu berlindung sepenuhnya kepada Gusti Allah dengan sebenar-benarnya

Bakal sirep kala sasra punika
Menawi samangke sang maeso sami Silo
Semut alit ugi sami ngererepo
Nuswantoro gemah ripah karto raharjo
Awit Gusti Allah nglumunturaken samodra pangaksomo

Akan berhenti semua bencana ini
Apabila nanti orang-orang besar yang telah berbuat kerusakan menyadari seluruh kesalahannya, dan bertafakur kepada Tuhan.Serta rakyat kecilpun ikut bermuhasabah dan pasrah
Nusantara akan kembali subur makmur dan tentram
Karena Allah telah memberikan lautan ampunan,
Karena sesungguhnya Allah itu sangat menyukai orang-orang yang betobat

Serat Wulang Sunu

Karya : PakuBuwono IV


Latar belakang dan tujuan ditulisnya Serat Wulang Sunu
Pada abad 18-19 M, kondisi politik kerajaan Surakarta dalam penjajahan bangsa Eropa, Paku Buwana IV telah beberapa kali berusaha mengusir penjajah tersebut. Akibat dari penjajahan bangsa Eropa telah membuat rakyat Surakarta menjadi sengsara baik lahir maupun bathin. Suasana kehidupan semakin berat dan sulit, tidak ada kegembiraan kerena kesusahan yang tiada akhir. Pihak istana yang diharapkan sebagai perlindungan rakyat Surakarta, sudah tidak mampu lagi kerena kekuasaannya telah dirampas oleh penjajah, untuk itulah Paku Buwana IV dan para pujangga lainya mencoba mengalihkan kegiatan istana kepada kerohanian. Hal tersebut mempunyai maksud untuk memberikan pengajaran atau panutan kepada rakyat Surakarta khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Untuk mengembalikan atau membuat suasana tentram, damai dan makmur rakyat Surakarta, maka Paku Buwana IV mencoba menulis nasehat-nasehat dalam bentuk karya sastra, diantaranya adalah Serat Wulang Sunu. Dengan karya sastra tersebut Paku Buwana IV berharap kepada rakyat Surakarta mempunyai pegangan hidup di dunia ini untuk menjalani kehidupan sehari-hari dalam kaitannya mencari ilmu, etika, terhadap guru, terhadap orang tua dan sesama manusia.
Dalam hal menyembah kepada Allah juga sangat ditekankan oleh Paku Buwana IV, beberapa hal tersebut merupakan ajaran pokok Paku Buwana IV dalam rangka menciptakan perikehidupan masyarakat Jawa yang damai dan tentram tidak melanggar aturan dan larangan sehingga nantinya akan selamat baik di dunia maupun di akherat yang menjadi tujuan bagi seluruh umat manusia.
Pupuh I
a. Wulang sunu kang kinarya gendhing, kang pinurwa tataning ngawula, suwita ing wong tuwane, poma padha mituhu, ing pitutur kang muni tulis, sapa kang tan nuruta saujareng tutur, tan urung kasurang-surang, donya ngakir tan urung manggih billahi, tembe matine nraka.
b. Mapan sira mangke anglampahi, ing pitutur kang muni ing layang, pasti becik setemahe, bekti mring rama ibu duk purwa sira udani, karya becik lan ala, saking rama ibu, duk siro tasih jajabang, ibu iro kalangkung lara prihatin, rumeksa maring siro.
c. Nora eco dahar lawan ghuling, ibu niro rumekso ing siro, dahar sekul uyah bae, tan ketang wejah luntur, nyakot bathok dipunlampahi, saben ri mring bengawan, pilis singgul kalampahan, ibu niri rumekso duk siro alit, mulane den rumongso.
d. Dhaharira mangke pahit getir, ibu niro rumekso ing sira, nora ketang turu samben, tan ketang komah uyuh gupak tinjo dipun lampahi, lamun sira wawratana, tinatur pinangku, cinowekan ibu nira, dipun dusi esok sore nganti resik, lamun luwe dinulang
e. Duk sira ngumur sangang waresi, pasti siro yen bisa rumangkang, ibumu momong karsane, tan ketang gombal tepung, rumeksane duk sira alit, yen sira kirang pangan nora ketang nubruk, mengko sira wus diwasa, nora ana pamalesira, ngabekti tuhu sira niaya.
f. Lamun sira mangke anglampahi, nganiaya ing wong tuwanira, ingukum dening Hyang Manon, tembe yen lamun lampus, datan wurung pulang lan geni, yen wong durakeng rena, sanget siksanipun, mulane wewekas ingwang, aja wani dhateng ibu rama kaki, prentahe lakonano.
g. Parandene mangke sira iki, yen den wulang dhateng ibu rama, sok balawanan ucape, sumahir bali mungkur, iya iku cegahen kaki, tan becik temahira, donya keratipun, tan wurung kasurang-kasurang, tembe mati sinatru dening Hyang widhi, siniksa ing Malekat.
h. Yen wong anom ingkang anastiti, tan mangkana ing pamang gihira, den wulang ibu ramane, asilo anem ayun, wong tuwane kinaryo Gusti, lungo teko anembah iku budi luhung, serta bekti ing sukma, hiyo iku kang karyo pati lan urip, miwah sandhang lan pangan.
i. Kang wus kaprah nonoman samangke, anggulang polah, malang sumirang, ngisisaken ing wisese, andadar polah dlurung, mutingkrang polah mutingkring, matengkus polah tingkrak, kantara raganipun, lampahe same lelewa, yen gununggungsarirane anjenthit, ngorekken wong kathah.
j. Poma aja na nglakoni, ing sabarang polah ingkang salah tan wurung weleh polahe, kasuluh solahipun, tan kuwama solah kang silip, semune ingeseman ing sasaminipun, mulaneta awakingwang, poma aja na polah kang silip, samya brongta ing lampah.
k. Lawan malih wekas ingsun kaki, kalamun sira andarbe karsa, aja sira tinggal bote, murwaten lan ragamu, lamun derajatiro alit, aja ambek kuwawa, lamun siro luhur, den prawira anggepiro, dipun sabar jatmiko alus ing budi, iku lampah utama.
l. Pramilane nonoman puniki, dan teberi jagong lan wong tuwa, ingkang becik pituture, tan sira temahipun, apan bathin kalawan lahir, lahire tatakromo, bathine bekti mring tuhu, mula eta wekasing wong, sakathahe anak putu buyut mami, den samya brongta lampah.


Terjemahanya:
Pupuh I
a. Wulang sunu yang dibuat lagu, yang dimulai dengan tata cara berbakti, bergaul bersama orang tuanya, agar semuanya memperhatikan, petunjuk yang tertulis, siapa yang tidak mau menurut, pada petunjuk yang tertulis, niscaya akan tersia-sia, niscaya dunia akherat akan mendapat malapetaka, sesudah mati di neraka.
b. Bila nanti kamu melaksanakan petunjuk yang tertuang dalam serat pasti baik pada akhirnya berbakti kepada ibu bapak, ketika pertama kali diperlihatkan akan perbuatan baik dan buruk dari ibu bapak ketika kamu masih bayi, ibumu lebih sakit dan menderita memelihara kamu.
c. Tidak enak makan dan tidur, ibumu memelihara kamu walau hanya makan nasi garam walaupun hanya untuk membasahi kerongkongan , makan kelapa pun dilakukannya setiap hari mandi dan mencuci di sungai dengan langkah terseok-seok ibumu memelihara kamu ketika kecil untuk itu rasakanlah hal itu.
d. Keadaan pahit getir ibumu memelihara kamu dia tidur hanya sambilan meskipun penuh dengan air seni terkena tinja dilakukannya bila kamu buang air besar ditatur dan dipangku, dibersihkan oleh ibumu dimandikan setiap pagi dan sore sampai bersih, bila kamu lapar disuapi.
e. Ketika kamu berumur sembilan bulan, pada saat kamu bisa merangkak pekerjaan ibumu hanya menjagamu walau hanya memakai kain sambungan, memeliharamu ketika kamu masih kecil, bila kamu kurang makan, dicarikan sampai dapat, nanti kalau kamu sudah dewasa, tidak bisa pembalasanmu kecuali berbuat baik dan berbakti kepadanya.
f. Bila kamu nanti berbuat aniyaya terhadap orang tuamu, dihukum oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui, besok kalau mati niscaya akan kembali bersama api, kalau orang senang durhaka, siksanya sangat berat, maka aku berpesan jangan berani ibu bapak anakku, lakukan perintah keduanya.
g. Adapun kamu nanti, bila dididik ibu bapak ucapanmu sering berlawanan menyahut lalu berpaling, cegahlah itu anakku, tidak baik pada akhirnya, dunia akherat akan sia-sia, besok kalau mati dimusuhi Tuhan, disiksa oleh Malaikat.
h. Sedangkan anak muda yang baik, pendapatnya tidak begitu dididik ibi bapaknya, duduk bersila dihadapannya, orang tuanya bagaikan Tuhan, pergi pulang bersujud, itu adalah budi yang luhur serta berbakti kepada Tuhan Yang Maha Hidup yaitu yang menciptakan mati dan hidup serta pemberi sandang dan pangan.
i. Yang sudah kaprah bagi anak muda, bertingkah malang melintang memanjakan diri, bertingkah yang keterlaluan duduk seenaknya dan tak tahu kesopanan, berlaku congkak, senang memperlihatkan badannya, kelakuannya tidak terarah, bila badannya tersentuh menjingkat dan selalu membuat onar orang banyak.
j. Ingat-ingat jangan ada yang melakukan, segala tingkah yang salah, tingkahnya pasti akan terkuak (diketahui orang banyak), ia akan tersuluh dan tidak kuat menyandangnya, seolah-olah semua orang hanya melempar senyum, untuk itu anakku, ingatlah jangan ada yang berbuat salah agar hidupmu tidak mengalami kesusahan.
k. Ada lagi nasehatku anakku, bila kamu mempunyai kehendak jangan sampai memberatkan diri, jagalah badanmu, bila derajatmu kecil, jangan merasa pesimis, bila kamu menjadi orang luhur, tegakkanlah pendapatmu, bersabar dengan kehalusan, budi, itulah perbuatan yang utama.
l. Maka dari itu kaum muda sekarang bersabarlah, bergaul dengan orang tua, perhatikanlah petunjuknya yang baik, dari lahir sampai batin, lahir dengan tatakrama, batinnya dengan berbakti kepadanya, itulah nasehatku semua anak cucu cicitku, agar hidupmu tidak mengalami kesusahan.
PUPUH II
Pupuh II ini terdiri dari 22 bait, selengkapnya penulis sampaikan sebagai berikut :
a. Lawan malih wekas mami, anak putu butut ingwang, miwah canggih wareng ingwang, poma padha estokna, ing pitutur kang arja, aja ana wong tukar padu, amungsuh lawan sudara.
b. Dhahat ingsun tan nglilami, sujatma ahli dursila, cewengan lan sudarane, temahan tan manggeh arja lan tipis kang sarira, wong liyan kathah kan purun, mejanani mring sira
c. Mokal sira tan miyarsa, kang kocap sujana kathah, gecul mgrumpul bandhol ngrompol, nanging aja kalirua, babasan kaya ika, den waskitheng surupipun, babasan kaya mangkana
d. Dipun kumpul sira sami, aja gecul tekadira, dipun ngrompol ala bandhol, poma iku estokna, yen sira nedya arja, aja ma kawongan pocung, anom kumpul tuwo pisah
e. Yen kayaa pocung ugi, salawsiro neng donya, dadi wong pidhangan bae, dudu watek wong sujana, salawasira neng donya, lamun sujalma kang surup, nom kumpul tuwa tan pisah
f. Poma den astiti, pitutur ing layang iki, poma aja na maido, lamun sira maidoa, lan mara ayonana, dumeh tutur tanpa dhapur, tinarik tan manggih arja
g. Yen sira karsa ngayeni, pitutur ing layang iki, anuli solahe age, mungsuhe lawan sudara, nuli pisaha wisma, samangsane sira luput, kalawan sujalma liyan
h. Pasti sira den ayoni, den ira sujalma liyan, sadulur wis tega kabeh, sanajan silih kataha, kadhang mangsa belas, sajege sira tan atut, lawan sanak kadhangira
i. Pan ana saloka maning, poma padha estokna, surasane, ujaring ngong, rusak sana den karesa, mangkana tuturing wang, wonten sima tukar padu, amungsuh kalawan wana
j. Mangkana sang sima angling, heh wana sira kapurba, denira kuwasaning ngong, yen aja na kuwating wang, pasti sira binabat, denira sujalma agung, temah sira lebur sirna
k. Kang wana nyahuri bengis, apa ta samono ugo, yen aja na kuwating ngong, amasti sira meneka, den risak jalma kathah, kiniter winaos lampuh, samana diya-diniya
l. Sang sima lawan manadri, anulya talak tinalak, samya arengat manhe, samana sang sima kesah medal sing wana wasa, anjog wiring dhusun, anglela ing ara-ara
m. Yata ganti kang winarni, wonten laren ngon maesa, saksana anulya anon, yen wonten sima punika, anglela ngara-ara, cangkelak anuli wangsul, apa jarwang tuwanira
n. Kaget ingkang awawarti, anulya samya wawarta, ing prapat monca limane, pan samya nabuh gendhala, rame poman dedesan, suwanten lumyang gumuruh, pan samya sikep gegaman.
o. Wusraket sikeping jurit, tumulyan sigra amedal wus prapteng jawi desane, wus prapto ing ingara-ara, sima sigra kinepung, kecandhak winaos sampun, yata ganti kawarnaha
p. Kocapa ingkang wanadri, tet kala wahu tinilar, dhumateng sima lampahe, yata wonten kawarnaha, jalma samya kawawanan, arsa badhe karsanipun, ngupados babahing tegal.
q. Wus prapta dhateng wanadri, kang wana nuli sinuksma, suwung tan ana simane, tumulya sigra binabat, dhening sujalma kathah, wus garing nulya tinunu, wana lebur sirna ilang
r. Nuli tinanduran sami, pari kapas miwah jarak, kacang dhele lombok terong, wus ilang labething wana, genggeng ponang tanduran, lama-lama dadi dhukuh, wus ilang labething wana.
s. Pan iku saloma mami, anak putu buyut ingwang, miwah canggah warenging ngong, puniku apan upama, tapa badan prayoga, lamun sira karem padu, amungsuh lawan sudara
t. Benal ngammi wal ngamati, wa bena jho jhi wa jho jhit puniku nenggih tegese, kawasa tan kawasaa, wajib sira asiha, dhumateng sudara kakung, muwah sadulur wanodya
u. Poma-poma wekas mami, anak putu buyut ingwang, aja katungkul uripe, aja lawas saya lawas, lawan den saya lawas, siyang dalu dipun imut, wong anom sedya utama.
Terjemahannya
PUPUH II
1. Ada lagi nasehatku anak cucu cicitku, serta canggah (anak cicit) dan wareng (cucunya cicit) ku, supaya memperhatikan petunjuk menuju selamat. Jangan ada yang bertengkar, bermusuhan dengan saudara
2. Aku juga tidak merestui, manusia yang melanggar kesusilaan, bertengkar dengan saudaranya, akhirnya tidak akan menemui keselamatan, tetapi apabila kamu suka membantu banyak orang yang senang menjalin hubungan denganmu.
3. Mustahil kalau kamu tidak mendengar yang diucapkan oleh orang banyak, penjahat berkumpul dengan penjahat, agar dirimu tidak keliru, seperti peribahasa tadi, perhatikanlah bagaimana akhirnya, demikian itu peribahasanya.
4. Bila kamu berkumpul, janganlah berniat jahat, berkumpul janganlah berbuat jahat, perhatikanlah itu bila ingin selamat, jangan ada orang seperti pocung, waktu mudanya berkumpul setelah tua berpisah.
5. Bila seperti pocung juga, selamanya kamu didunia hanya menjadi hinaan orang, itu bukan watak orang yang baik selama hidup di dunia, sedang orang yang baik adalah waktu muda berkumpul sampai tua tidak berpisah.
6. Agar diperhatikan petunjuk dalam serat ini jangan ada yang membantah, bila kamu membantah cepat datang dan lakukan, jangan dikira petunjuk tanpa dasar, digunakan tidak bermanfaat.
7. Bila kamu membentah petunjuk dalam serat ini, cepatlah berbuat, bermusuhlah dengan saudara, lalau berpisahlah dengan rumahnya, sewaktu-waktu kamu berbuat salah, terhadap orang lain.
8. Bila kamu lakukan juga saudaramu kau anggap orang lain, saudaramu juga ikhlas semua, meski telah banyak berkorban, saudaramu tidak akan membela, selama kamu tidak pantas, tinggal bersama sanak saudaramu.
9. Dan ada seloka lagi, agar diperhatikan, isi dari perkataanku, rusaknya karena kehendaknya, begini petunjukku, ada harimau bertengkar bermusuhan dengan hutan.
10. Harimau berkata begini, hai hutan, dari dulu kamu ada dalam kekuasaanku, kalau tidak ada kekuatanku, kamu pasti sudah terbabat oleh kekuatan manusia, akhirnya kamu hilang lebur.
11. Hutan menyahut dengan kasar, begitu juga kamu, kalau tidak ada kekuatanku, meskipun kamu memanjat, akan diburu oleh orang banyak dan ditangkap sampai mati, begitulah mereka saling menghina.
12. Harimau dan hutan kemudian saling bertengkar, hatinya sama-sama terbakar, seketika harimau pergi keluar dari hutan belantara sesampainya dibatas perkampungan tiduran di tanah lapang.
13. Kemudian berganti yang dibicarakan, ada seseorang anak menggembala kerbau, tiba-tiba ia melihat ada seekor harimau sedang tiduran di tanah lapang, kemudian anak tersebut pulang secepatnya, menceritakan kepada orang tuanya.
14. Semua orang yang diberitahu terkejut, semua orang kemudian diberitahu, disetiap perempatan orang menabuh kentongan, keadaan desa menjadi ramai, terdengarlah suara gemuruh, semua orang telah siap menjadi senjata.
15. Setelah diatur seperti prajurit, mereka segera keluar mereka sudah sampai diluar desanya, sesampainya di tanah lapang, harimau segera dikepung, tertangkap sudah sekarang, kemudian berganti keadaannya.
16. Sementara itu hutan yang tadi ditinggalkan oleh harimau sudah berganti, banyak manusia mencari ladang yang luas.
17. Sesampainya di hutan, hutan tersebut diperhatikan kosong tidak ada harimaunya, kemudian segera ditebang oleh orang banyak, setelah kering tanahnya dioleh hutan telah kehilangan dirinya.
18. Kemudian secara bersama-sama mereka tanami, padi kapas dan jarak, kacang kedele dan terong, lama-lama menjadi kampung, hutan telah kehilangan dirinya.
19. Demikian selokaku, anak cucu cicitku, serta canggah dan warengku, itu tadi adalah sebuah perumpamaan, menyepikan diri itu lebih baik, bila kamu senang bertengkar, bermusuhan dengan saudara.
20. Dan telah terungkap dalam dalil, perintah dari Tuhan Yang Maha Hidup, yang diturunkan kepada Rasul, yang terucap dalam khutbah, beginilah perintahnya, la budda an tuhibbahu bainal ikhwat wal akhwat.
21. Bainal ‘ammi wal ‘ammati wabainaz zauji waz zaujati, maksudnya adalah mau tidak mau kamu wajib mengasihi terhadap saudara laki-laki serta saudara perempuan.
22. Jangan lupa nasehatku, anak cucu cicitku hidupmu jangan sampai terbius, jangan semakin lama semakin terlena, sertailah dengan kewaspadaan, siang malam harus diingat, anak muda hendaknya mempunyai niat yang utama.

SERAT WEDHARAGA

Oleh : R. Ng. Ranggawarsita

Gambuh

Mangkene patrapipun

Wiwit anem amandenga laku
Ngengurangi pangan turu sawatawis
Amekak hawa nepsu
Dhasarana andhap asor.
Akanthi awas emut
Aja tingal weweka ing kalbu
Mituhua wewaruh kang makolehi
Den taberi anggeguru, aja isin tetakon.
Wong amarsudi kaweruh
Tetirona ing reh kang rahayu
Aja kesed sungkanan sabarang kardi
Sakadare anggenipun
Nimpeni kagunganing wong.
Tinimbang lan angenganggur
Boya becik ipil-ipil kaweruh
Angger datan ewan panasaten sayekti
Kawignyane wuwuh-wuwuh
Wekasan kasub kinaot.
Lamun wus sarwa putus
Kapinteran sinimpen ing pungkur
Bodhonira katakokna ing ngarsa yekti,
Gampang traping tindak tanduk
Amawas pambekaning wong.

Rabu, 19 November 2008

Gamelan

Piranti tetabuhan (musik) Jawa, umumé kanggo ngiringi pagelaran seni panggung, kaya wayang, kethoprak, ludruk, sendratari, lan sapanunggale. Gamelan uga sering katabuh minangka pasugatan uyon-uyon.
Jenising gamelan

Miturut ukurané jenis gamelan ana 2 yaiku :
Gamelan Gedhé
Gamelan Barut

Miturut larasé jenis gamelan uga ana 2 yaiku :
Sléndro (1 2 3 5 6)
Pélog (1 2 3 4 5 6 7 )

Pérangané gamelan
1. Katabuh/kathuthuk
· Bonang Barung
· Bonang Barung
· Bonang Penembung
· Gender Barung
· Gender Penerus
· Gambang
· Gambang Gangsa
· Demung
· Slenthem
· Saron
· Peking
· Kethuk
· Kenong
· Kempul
· Kempyang
· Kemanak
· Engkuk
· Kemong
· Kecer
· Gong Gedhé
· Gong Suwukan

2. Digèsèk
Rebab

3. Disebul
· Suling


4. Dipethik
· Siter Clempung (Gedhe)
· Siter Penerus

5. Diobahakén
· Klinthing renteng (Simbal)

6. Digepuk/kagebug
· Kendhang Ageng
· Batangan Wayangan
· Ketipung
· Batangan Ciblonqn
· Bedhug (pakai pemukul)

Watak manusia Menurut Hari Dan Pasarannya

Sebagai orang jawa kita mendapat warisan dari leluhur berupa erang-erangan perwatakan manusia menurut hari lahir dan pasarannya. Melihat erang-earangan perwatakan manusia dari hari lahir dan pasarannya barangkali sudah banyak ditinggalkan orang, apalagi anak-anak muda yang sudah berpendidikan tinggi, untuk tetap melihat karya para leluhur berikut ditampilkan watak manusia menurut hari lahir dan pasarannya, mudah-mudahan bermanfaat, selamat membaca.
1. Sifat manusia menurut hari kelahiran :
Hari Senin
Tidak pelit, ikhlas hati dalam memberi, tidak bisa menyimpan uang, senang membela kebenaran, mudah tersinggung dan tidak pandai bicara.
Hari Selasa
Mudah terpengaruh, tidak mempunyai pendirian tetap, gampang naik darah, tidak sabaran dan selalu mau menang sendiri.
Hari Rabu
Pendiam namun kalau sudah bicara tidak terduga, tidak suka mencampuri urusan orang lain, baik hati, suka menolong dan banyak rejeki.
Hari Kamis
Pendiriannya tidak tetap, suka dipuji, mudah emosi, mudah terbujuk oleh rayuan halus dan tidak sabaran.
Hari Jumat
Disukai orang banyak, kuat mental, suka menolong, suka memberi nasehat yang baik dan suka mempelajari ilmu pengetahuan
Hari Sabtu
Giat bekerja, rajin pandai mencarari rejeki, ditakuti orang banyak, pandai menempatkan diri dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
Hari Minggu
Pandai bergaul, disukai orang banyak, berjiwa besar, suka merendahkan diri, pandai berbicara dan dapat mengatasi masalah yang dihadapiya dengan baik.

2. Sifat manusia menurut hari dan pasarannya
1. Jumat Legi
Konon, mereka yang lahir pada hari ini cenderung bersifat jujur. Bahkan, mereka terkadang mungkin terlalu jujur, sebab mereka adalah tipe orang yang suka mengungkapkan pikiran mereka tanpa tedeng aling-aling! Mereka cukup teguh dengan pendirian mereka, tetapi sikap seperti ini terkadang juga menghambat kemampuan mereka untuk menerima orang lain secara apa adanya. Sebaiknya kita tidak memancing amarah mereka, karena mereka dapat bertindak ekstrim bila sedang naik darah. Meskipun demikian, mereka setia dan murah hati terhadap orang-orang yang dicintainya. Simpati mereka mudah timbul sehingga tidak keberatan untuk bertindak diluar jalur mereka untuk membantu teman atau bahkan orang asing.

2. Sabtu Pahing
Jika anda lahir pada hari Sabtu Pahing, kemungkinan anda bersifat lekas naik darah! Untungnya, secepat anda memuntahkan kemarahan anda secepat itu pula anda melupakan penyebabnya. Semoga orang lain sebaliknya mudah memaafkan anda pula! Perlu diingat, bukanlah suatu hal yang menyakitkan untuk mengakui kesalahan yang kita lakukan. Akan tetapi meskipun anda memiliki semangat hidup yang tinggi yang terkadang berakibat pada kecerobohan, anda akan bersikap lebih waspada bila menyangkut materi. Anda adalah salah satu tipe yang selalu siap membantu teman yang sedang menderita.

3. Minggu Pon
Anda termasuk tipe yang sensitif. Mungkin karena takut disakiti, anda selalu melindungi perasaan anda. Hati dan pikiran anda mungkin cukup dalam, tetapi terkadang orang lain menganggap anda tertutup. Barangkali anda telah mengembangkan penilaian yang tajam terhadap baik-buruknya watak manusia. Dengan bakat ini, anda dapat menjadi seorang diplomat yang piawai -- atau malahan seorang manipulator yang licik! Yang jelas, anda selalu berusaha terlihat baik didepan teman-teman anda. Walaupun anda mungkin saja mengambil cara yang tidak langsung atau menunggu saat yang tepat, tetapi lama-lama anda pasti merebut kesempatan untuk memamerkan kelebihan anda, entah dari segi material ataupun intelektual.

4. Senin Wage
Menurut kepercayaan Jawa, jika anda lahir pada hari Senin Wage anda jarang terjebak dalam keadaan yang memalukan! Ini dikarenakan anda suka merencanakan dan menimbang pilihan anda dengan hati-hati jauh sebelum mengambil tindakan. Anda cukup jujur dan tidak keberatan mendengarkan permasalahan orang lain. Berkat pendekatan anda yang tenang, anda mampu tampil meyakinkan di depan masyarakat, sehingga anda memiliki bekal menjadi diplomat yang baik. Meskipun demikian, sekali anda marah, anda tidak akan mau menerima alasan apapun. Anda terkadang begitu ndableg sehingga lebih baik anda dibiarkan sendiri saja untuk menjadi tenang kembali.

5. Selasa Kliwon
Mereka yang lahir pada hari Selasa Kliwon terkenal bersifat ramah. Mereka begitu pandai mengungkapkan kata-kata yang tepat dalam berbagai situasi sehingga orang lain cukup mudah menyukainya -- atau malahan cukup mudah diperdayainya bila itu yang mereka inginkan! Anehnya, mereka juga terkenal berpendirian keras, walaupun kesan pertamanya mungkin tidak menunjukkan demikian. Mereka juga dapat bersikap sangat kritis terhadap orang lain pada saat-saat tertentu. Namun, anda tidak perlu berkecil hati bila menjadi sasaran penilaian tajam mereka: menunjukkan kesalahan anda barangkali hanyalah cara mereka membantu anda menjadi orang yang lebih sempurna!

6. Rabu Legi
Anda menghormati tata krama dan berpegang teguh pada falsafah hidup anda. Kejujuran adalah salah satu prioritas anda, sehingga anda membenci ketidakadilan. Anda sangat setia terhadap teman tercinta anda yang sangat banyak. Anda dikagumi oleh banyak orang karena kata-kata anda yang bijaksana. Lantas, apa gunanya selalu ingin mencampuri urusan orang lain?

7. Kamis Pahing
Anda memiliki cita-cita yang besar disertai semangat baja untuk mewujudkannya. Anda selalu siaga mencari kesempatan untuk memajukan kepentingan anda. Tetapi hal itu bukanlah untuk anda semata; anda juga sangat mempedulikan keluarga dan selalu siap membantu saudara yang membutuhkan perlindungan atau pengasuhan. Meskipun demikian, anda mungkin perlu menjaga kecenderungan untuk selalu mengambil kesimpulan tanpa mengetahui fakta-fakta yang lengkap. Khusus dalam pergaulan anda, suatu dorongan untuk membantah tanpa lebih dahulu mengatur pikiran dan kata-kata mungkin akan dapat membuat orang lain merasa tidak dihargai. Cara penyampaian anda sangat berpengaruh di sini.

8. Jumat Pon
Menurut kepercayaan jawa, orang yang dilahirkan pada hari Jumat Pon perlu banyak bergaul dengan berbagai jenis orang. Konon, mereka berpembawaan tenang, serius dan bijaksana dalam berbicara. Mereka adalah tipe yang berjiwa sosial, murni dan jujur serta mudah bersimpati terhadap mereka yang tertindas. Mereka mudah beradaptasi dengan orang-orang di sekitar mereka dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi seperti seekor bunglon. Akan tetapi, kelebihan ini juga dapat menjadi kelemahan terbesar mereka, karena jika tidak disertai rasa percaya diri yang kuat mereka dapat dengan mudah dipengaruhi oleh pendapat dan kebiasaan buruk orang lain.

9. Sabtu Wage
Jika anda lahir pada hari Sabtu Wage, maka anda akan bersifat teguh pada pendirian dan sangat mudah naik darah jika rencana tidak berjalan sesuai dengan keinginan anda. Barangkali anda akan sedikit banyak bergelut dengan masalah seputar kepercayaan dan rasa memiliki, karena dikatakan bahwa anda bersifat agak cemburuan. Meskipun demikian, anda sangat setia dan murah hati terhadap orang-orang yang anda sukai. Di samping itu, anda memiliki bakat besar dalam mengatur rumahtangga anda agar tetap berjalan tenang. Anda benar-benar menyukai kemewahan dan sangat menghargai barang-barang yang berkualitas tinggi.

10. Minggu Kliwon
Satu lagi tipe pendiam dengan pendirian tegas dan kemauan keras. Anda sangat pandai dalam membuat orang selalu menduga-duga perasaan anda yang sebenarnya. Anda sebetulnya cukup sensitif, tetapi jangan berharap orang lain akan mempercayainya pada saat mendengar anda beradu pendapat. Anda pandai bersosialisasi, pandai berbicara, dan memiliki bakat politik yang besar. Dengan kelebihan seperti ini, tidak mengherankan tipe-tipe seperti anda sering mencapai kedudukan yang tinggi!

11. Senin Legi
Kelompok ini suka berkeliling dan melihat-lihat dunia, entah secara fisik ataupun secara intelektual. Mereka juga suka berdebat. Namun, mereka tidak bersifat antagonis; kalangan ini sebenarnya terlalu sopan bahkan untuk bermimpi menyakiti perasaan orang lain. Konon mereka juga sangat murah hati. Tampaknya, mereka memiliki kepribadian yang cemerlang... jika saja mereka mau berhenti mencampuri urusan orang lain!

12. Selasa Pahing
Orang-orang yang lahir pada hari Selasa Pahing konon bersifat santai dan dapat menerima orang lain apa-adanya. Mereka terampil dengan tangan mereka, suka menolong, dan mau berkorban banyak bagi orang yang mereka sayangi. Tetapi jangan tanya tentang orang-orang yang membuat mereka marah! Kalangan Selasa Pahing mempunyai reputasi terburuk dalam hal membalas dendam secara membabibuta. Meskipun mereka cenderung untuk cukup beruntung, mereka harus belajar untuk mengendalikan suatu kehausan pribadi yang mungkin membuat mereka agak serakah. Lalu di kemudian hari mereka dapat hidup tenang dan berbahagia, dikelilingi banyak teman yang baik dan menarik.

13. Rabu Pon
Pada dasarnya, anda termasuk tipe yang penuh keberuntungan, karena anda selalu merencanakan tindakan anda dengan hati-hati, terbuka terhadap peluang yang baru, dan tidak mudah putus asa. Anda juga memiliki beberapa keterampilan sosial, sehingga sejelek apapun wajah anda, kemungkinan besar anda mudah bergaul dengan orang lain! Sisi buruknya, anda suka sekali pamer. Mungkin anda hanya haus perhatian sewaktu masih kecil, sehingga kini anda merasa harus membuat kagum semua orang dengan kepandaian atau kekayaan anda. Jadilah diri sendiri dan orang lain akan menyukai anda apa adanya. Akan lebih baik juga bila anda berusaha untuk tidak terlalu menyalahkan orang lain yang secara tidak sengaja menyakiti perasaan anda.

14. Kamis Wage
Orang yang lahir pada hari Kamis Wage biasanya memiliki cita-cita setinggi langit. Tentu saja, terkadang harapan mereka terlalu tinggi, tetapi mereka juga berpegang pada aturan dan dapat cukup berhati-hati dalam mewujudkan tujuan mereka sehingga seringkali tercapai. Kalangan ini mungkin saja pandai, tetapi mereka sering terpaku pada jalan mereka dan biasanya tidak menghargai saran yang tidak mereka inginkan. Meskipun demikian, mereka dapat cukup mempesona orang lain dengan sopan-santunnya dan cenderung tampil baik dalam pergaulan. Mereka mungkin tidak suka menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya, tetapi mereka mudah dibujuk dengan rayuan -- beberapa patah kata yang manis dan mereka pasti mulai berpamer!

15. Jumat Kliwon
Karena sabar dan murah hati, anda mudah membuat orang menyukai anda. Mungkin hal ini juga dikarenakan gaya anda yang halus. Anda dapat menjadi seorang pemimpin yang baik, karena anda cenderung mempunyai kemampuan, dapat berpikir secara luas, dan dapat mempengaruhi banyak orang dengan lidah anda yang pandai. Mungkin saja anda sedikit malas pada suatu saat, tetapi orang-orang akan tetap mencintai anda. Jelasnya, anda tidak akan pernah kekurangan teman!

16. Sabtu Legi
Anda adalah salah seorang penggemar gaya hidup yang santai dan mewah. Bagi anda, kualitas selalu lebih penting daripada harga yang murah. Hal ini berlaku juga pada kehidupan sosial anda: Anda ingin berada disekitar orang-orang baik yang ber-IQ tinggi. Anda sendiri tidak kalah dari segi otak. Untungnya anda juga dapat menghargai pandangan orang lain. Tidak bisa dipungkiri, omongan anda terkadang sedikit tajam. Tetapi mengapa orang lain mau bersikap sarkatis terhadap anda?

17. Minggu Pahing
Menurut pengertian tradisional, orang yang lahir pada hari Minggu Pahing diakui memiliki kemampuan yang mengagumkan di bidang apa saja yang digelutinya. Mereka adalah pribadi-pribadi kuat yang mampu mempertahankan pendapatnya dalam keadaan sulit sekalipun. Tetapi mereka juga berpikiran luas dan cenderung ditanggapi dengan baik dalam lingkungan sosial. Anehnya, kelompok ini dapat benar-benar ahli dalam menyembunyikan (atau memendam) perasaan-perasaan yang tidak enak seperti kemarahan, kesedihan, atau penyesalan. Kontrol diri semacam itu sangat menguntungkan bagi seorang politikus, doktor UGD, atau agen rahasia. Namun, semoga sifat ini tidak berakibat pula pada terpendamnya perasaan-perasaan yang semestinya ditunjukkan secara terbuka kepada orang-orang yang mereka cintai.

18. Senin Pon
Jika anda lahir pada hari Senin Pon, anda adalah seseorang yang penuh kontradiksi. Anda mungkin terlihat sebagai orang yang tangguh, yang suka tampil kuat, bahkan dengan bangga memamerkan kekayaan anda (atau kepandaian anda bila hanya itu yang anda miliki!). Namun, anda sebenarnya adalah seseorang yang sangat perasa. Orang lain akan selalu terkejut bila mendapati betapa ramah, sopan dan bertanggung jawab anda sebenarnya. Tidakkah anda merasa lebih baik sekarang?

19. Selasa Wage
Anda tidak suka membesar-besarkan diri. Bahkan, anda lebih sering mengalah kepada orang yang lebih cerewet daripada mempersoalkan hal-hal yang remeh. Meskipun demikian, anda bersemangat baja. Beberapa orang mungkin mengatakan anda sedikit kaku. Namun, ada pula yang akan menganggap anda teramat ndableg. Di samping itu, andaikata anda merasa terancam, ego anda yang sensitif akan sangat mudah terusik sehingga anda cenderung bersikap cemburu. Meski demikian, terkadang lawan-lawan anda pun akan mengagumi nafsu anda yang besar akan ilmu pengetahuan dan tekad kuat yang memungkinkan anda menelaah secara mendalam hal-hal yang menarik perhatian anda. Bila keadaan mulai memburuk anda akan tetap bertahan.

20. Rabu Kliwon
Anda adalah pemikir sejati dengan sikap lembut disertai gaya duniawi yang mempesona yang mudah menarik orang lain kepada anda. Dikarenakan bakat alami anda akan bahasa dan kepekaan terhadap perasaan orang lain, maka anda memiliki potensi untuk menjadi seorang pembicara besar. Banyak di antara orang yang lahir pada hari Rabu Kliwon menjadi orator atau penulis yang handal. Anda berseri-seri bila mendapatkan pujian (sebenarnya siapa yang tidak?), akan tetapi mungkin anda perlu belajar untuk tidak terlalu memasukkan kritikan orang lain ke dalam hati. Waspadalah agar kelemahan anda terhadap kata-kata yang manis tidak membuat anda terlalu mudah diperdaya.

21. Kamis Legi
Mereka yang lahir pada hari Kamis Legi memiliki cita-cita yang mulia dan nilai-nilai yang tinggi. Mereka terkadang amat bijaksana, dikarenakan kemampuannya untuk melihat prospek jangka panjang dari suatu hal. Walaupun demikian, mereka harus mampu bersikap tabah dan berhati-hati jika ingin melihat keberhasilan ide-ide mereka yang besar. Masalahnya, meskipun kalangan ini cenderung berpandangan luas, mereka sering terjerumus dalam pernik-pernik kehidupan sehari-hari. Mereka termasuk tipe yang selalu membutuhkan pujian. Namun, kemungkinan dukungan tidak terlalu sulit diperolehnya, sebab mereka biasanya dikelilingi oleh banyak teman (kelompok ini terkenal memiliki kemampuan bergaul yang luar biasa). Sementara itu timbul pertanyaan; benarkah hanya keinginan untuk membantu ataukah dorongan tersembunyi untuk menguasai lingkungannya yang selalu membuat mereka mencampuri urusan orang lain?

22. Jumat Pahing
Pada dasarnya, anda adalah pembicara yang menyenangkan dengan cita-cita tinggi dan hati yang jujur. Apalah artinya jika anda bersikap sedikit boros! Anda bakal memperoleh banyak poin dari mereka yang ingin melihat anda berhasil -- bahkan jika anda tidak selalu memanjakan mereka. Anda kelihatan begitu mudah dimanfaatkan sehingga orang tidak akan menyangka bahwa anda akan mampu bersikap gigih (baca: keras kepala?) atau menduga betapa ganasnya anda bila sedang mengalami hari yang menjengkelkan!

23. Sabtu Pon
Anda memiliki ego yang besar dan selalu ingin menjadi penguasa di dalam lingkungan anda. Meskipun demikian, anda bukanlah tipe orang yang sulit: bila seseorang mengecewakan anda, anda akan memaafkan dan melupakannya dengan cukup mudah -- asalkan mereka mengakui kesalahannya dan memohon maaf di kaki anda! Anda suka membayangkan diri sebagai orang yang kaya dan terkenal. Hal ini tidak berarti secara otomatis anda materialistis. Namun, jika para peramal Jawa dapat dipercaya, anda memang menikmati suasana yang mewah dan tidak sungkan memperlihatkan kelebihan anda dalam hal materi. Mungkin hal ini berhubungan dengan masa kecil yang kurang bahagia dari segi emosional atau ekonomi. Semoga saja anda tidak terlalu pelit untuk membagi keberuntungan dengan teman-teman anda. Ingatlah bahwa mereka yang banyak memberi akan banyak menerima pula!

24. Minggu Wage
Mereka yang lahir di hari Minggu Wage konon bersifat pemurah dan mudah menaruh iba. Mereka tahu cara-cara untuk menghibur orang yang sedang menderita. Mereka merupakan pekerja keras pula. Akan tetapi, mereka terkadang terlalu teguh dalam pendirian -- bahkan sangat keras kepala! Meskipun mereka pandai menenangkan perasaan orang lain, mereka tidak akan menunjukkan perasaan mereka sendiri dengan mudah. Mungkinkah hal ini merupakan pengendalian emosi dari diplomat, doktor UGD, atau pemadam kebakaran, atau justru kewaspadaan yang berlebihan terhadap kemungkinan disakiti oleh orang-orang yang telah mereka percayai? Mereka sendiri yang harus menjawab pertanyaan ini.

25. Senin Kliwon
"Kehormatan keluarga" adalah prinsip kalangan Senin Kliwon. Anda terkenal karena pengabdian anda terhadap orang tua, anak, kakak-adik, bahkan sering pula kerabat jauh. Anda bersedia mengorbankan semuanya untuk membela keluarga anda. Anda memiliki perasaan yang kuat terhadap asal anda, bahkan mungkin juga terhadap negara tempat anda lahir. Sayangnya, segala hal cenderung terlalu dimasukkan hati, sehingga anda mudah tersinggung. Terkadang perlu waktu untuk membuat anda tenang kembali. Meskipun demikian, pada dasarnya anda mudah memaafkan dan tidak suka mendendam. Anda pandai dengan kata-kata dan mungkin dapat menjadi seorang pembicara atau penulis yang baik jika anda tertarik pada pekerjaan semacam itu. Orang lain menghargai keramahan, kesopanan dan kelembutan anda yang terpuji.

26. Selasa Legi
Jika anda lahir pada hari Selasa Legi, anda akan memiliki kepribadian yang kuat. Anda tidak akan suka melihat orang menghalangi anda, dan tidak akan mau mengalah (walaupun dalam hal yang sebenarnya sepele) agar orang lain tidak merasa sakit hati. Sesungguhnya, popularitas anda tidak akan berkurang jika anda mau belajar sedikit berkompromi. Bila tidak, dorongan anda untuk berkuasa dapat membuat anda membuang banyak tenaga dalam adu kekuatan dengan teman, pasangan, atau majikan. Tetapi bagaimanapun kekurangan tersebut, anda adalah tipe yang jujur dan suka bekerja keras, yang memiliki cita-cita tinggi dan minat yang tak terpuaskan terhadap ilmu pengetahuan.

27. Rabu Pahing
Orang-orang ini suka mempertimbangkan segala sesuatu sebelum melakukan suatu tindakan. Mereka akan merenungkan segala kemungkinan hingga puas terhadap hasil yang dapat dicapai. Kelompok ini mungkin terlihat cukup santai, tetapi jangan terkecoh! Mungkin dikarenakan sedikit rasa kurang percaya diri yang membuat mereka bersikap angkuh. Namun, tidak dapat dipungkiri banyak peramal Jawa juga mengatakan bahwa mereka memang tidak suka berbagi dengan yang lain. Kewaspadaan mereka mungkin terlihat berlebihan saat rasa curiga mereka timbul. Orang-orang ini sangat perlu belajar untuk bersikap lebih santai dan menurunkan pertahanan mereka. Untungnya mereka memiliki prinsip untuk tidak mencampuri urusan orang lain.

28. Kamis Pon
Jika anda lahir di hari Kamis Pon, anda biasanya memiliki cita-cita tinggi dan tujuan-tujuan mulia yang berusaha anda wujudkan sekuat tenaga. Anda memiliki pikiran yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, serta suka mempelajari hal-hal baru yang dapat memperluas wawasan anda. Meskipun demikian, dengan kecenderungan untuk berpikir dan bertindak dalam skala besar, kebanggaan serta rasa percaya terhadap kekayaan materi atau kepandaian dapat dengan mudah menjadi kelemahan anda pada suatu saat. Anda bukanlah tipe orang yang suka banyak bergaul dan tidak tertarik pada urusan orang lain. Tampaknya anda cukup puas dengan mengandalkan kemampuan pribadi untuk memahami suatu situasi dan menghindarkan diri dari pengaruh orang lain.

29. Jumat Wage
Mereka yang terlahir pada hari Jumat Wage terkenal sangat mengasihi dan mudah menaruh iba kepada sesama manusia. Oleh karena itu, anda berpotensi menjadi Ibu Teresa kecil yang selalu bersedia membantu mereka yang membutuhkan. Anda memiliki karakter yang sangat jujur, kemurnian hati, dan juga kesetian yang sesuai dengan julukan tersebut. Anda tidak pernah membesar-besarkan kemampuan anda sendiri, padahal di dalam hati anda sesungguhnya adalah orang yang tegar. Sangatlah sulit membuat anda mengubah keputusan yang telah anda tetapkan. Keyakinan anda dapat sangat mengagumkan... atau bahkan hanya suatu kebodohan. Anda mungkin perlu belajar untuk menerima saran dari orang lain yang bermaksud baik.

30. Sabtu Kliwon
Justru orang seperti ini yang anda perlukan di pesta anda berikutnya, karena mereka begitu ramah, sopan, dan mudah terkesan, sehingga mereka dengan mudah membuat orang lain merasa betah di rumah anda. Mereka juga pintar mengucapkan kata-kata yang menyenangkan. Bahkan, mereka yang terlahir pada hari Sabtu Kliwon termasuk salah satu kalangan yang memiliki bakat alamiah dalam berbicara dan menulis jika mereka memilihnya sebagai pekerjaan. Mereka cenderung memperlakukan semua orang dengan baik, bahkan musuh mereka sendiri! Mereka tidak dikenal sebagai orang tegar yang berpegang pada pendiriannya. Akan sangat berguna jika mereka mau mengembangkan sedikit keberanian dan ketegasan, karena kelompok ini cenderung sangat mudah menyerah pada rintangan pertama. Mereka biasanya memperhitungkan dengan cermat segala tindakan yang akan mereka ambil. Dengan demikian muncullah pertanyaan: mengapa mereka sangat mudah terkecoh oleh penampilan seseorang atau sesuatu? Mereka adalah pelanggan impian para pedagang.

31. Minggu Legi
Hanya sedikit orang yang diperkenankan mengetahui isi hati anda yang terdalam. Anda termasuk tipe orang yang tegas dan pendiam. Anda terlihat sangat tenang dan terkendali, bahkan saat anda terbakar amarah, senyuman misterius itu tidak akan pernah lepas dari bibir anda. Maka dari itu, pada saat anda melepaskan perasaan anda, baik cinta ataupun benci, hal itu akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi orang-orang di sekitar anda. Anda berwatak cerdik, bahkan terkadang licik, dan pandai dalam mengorek rahasia. Anda mudah tertarik pada hal yang aneh, mistis, atau misterius. Mencampuri urusan orang lain sangat menyenangkan bagi anda. Oleh karenanya, anda mungkin bisa menjadi seorang detektif, agen rahasia atau psikiater yang baik.

32. Senin Pahing
Anda suka menyampaikan pendapat dengan tegas, dan tidak akan terpengaruh oleh omongan orang lain bila tidak menemukan alasan untuk mempercayainya. Meskipun demikian, anda adalah seorang yang perasa, jujur, beriba, dan bercita-cita tinggi. Anda adalah pekerja giat yang tidak suka menghambur-hamburkan hasil jerih payah. Cobalah untuk mengendalikan perasaan anda yang sensitif agar tidak selalu memasukkan dalam hati setiap perkataan atau tindakan orang lain.

33. Selasa Pon
Kalangan ini sangat menyukai kemewahan. Tingkat pemborosan mereka biasanya tergantung pada kemampuan finansial yang ada, tetapi keinginan yang kuat akan kehidupan yang serba mewah akan selalu mereka rasakan. Meskipun cenderung untuk melindungi perasaan mereka sendiri, mereka dapat menjadi sangat setia dan murah hati kepada orang-orang yang sesuai dengan standar pribadi mereka. Akan tetapi, sekali anda dekat berarti anda telah menjadi milik mereka seutuhnya, dan karena kalangan ini sering terbawa kekhawatiran akan ancaman (nyata maupun khayalan) maka tidak mengherankan jika rasa cemburu selalu menyertai mereka dalam setiap hubungan. Meskipun mereka yang dilahirkan pada hari Selasa Pon terkenal bersifat tertutup, mereka dapat bersikap cukup ramah dalam kehidupan sosial. Barangkali anda tidak akan menduga bahwa mereka berpendirian sangat kaku.

34. Rabu Wage
Secara umum, mereka yang lahir pada hari Rabu Wage bersifat baik hati dan ramah. Meskipun terkadang kata-kata mereka agak keras, mereka biasanya mudah bergaul dengan orang lain serta menjunjung tinggi kejujuran dan niat baik. Mereka suka menimbang pilihan mereka dengan cermat sebelum melaksanakannya, dan dalam hal ini mereka memiliki cukup banyak kebijaksanaan. Bisa saja mereka suka menikmati barang-barang dan pelayanan yang mewah, tetapi mereka bukan tipe pemboros. Mereka sangat menghargai uang mereka, dan terkadang beberapa dari mereka dapat bersikap sangat irit.

35. Kamis Kliwon
Anda memiliki rencana-rencana besar dalam hidup anda. Bahkan, terkadang cita-cita anda sedikit terlalu besar sehingga anda menjadi korban dari imajinasi anda yang terlalu aktif saat keadaan berada diluar jangkauan anda. Meskipun demikian, anda tidak mudah menyerah, dan sikap anda yang optimis dan terhormat akan membuat anda diterima dengan baik oleh kebanyakan orang. Anda suka menjadi pemimpin, akan tetapi terlebih dulu anda harus mengendalikan kecenderungan anda untuk terlalu memasukkan hati ide dan tindakan orang lain yang mungkin berbeda dari sudut pandang anda.

SERAT KEKIYASANNING PANGRACUTAN

Sarasehan Tentang Ilmu Kasampurnan
Terjemahan

Berikut adalah pelajaran tentang Pangracutan yang disusun Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma di Mataram yang didiskusikan secara khusus dengan sanak kadang terdekat yang mumpuni keilmuan kasampurnan, diskusi ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang ilmu kasampurnan agar mendapat pencerahan.

Sanak Kadang yang diundang dalam diskusi yang sangat rahasia ini adalah :
1. Panembahan Purbaya
2. Panembahan Juminah
3. Panembahan Ratu Pekik di Surabaya
4. Panembahan Juru Kithing
5. Pangeran di Kadilangu
6. Pangeran di Kudus
7. Pangeran di Tembayat
8. Pangeran Kajoran
9. Pangeran Wangga
10. Kyai Pengulu Ahmad Kategan

1. Berbagai Kejadian Pada Jenazah
Yang menjadi topik pembicaraan awal, Sultan Agung Anyakrakusuma menanyakan apa yang terjadi setelah anak adam (manusia) meninggal dunia, secara umum terdapat bermacam-macam kejadian apabila dilihat pada jenazahnya , juga menjadi suatu kenyataan bagi mereka yang sering menyaksikan keadaan jenazah yang salah kejadian atau berbagai macam kejadian pada keadaan jenazah adalah berbagai diketengahkan dibawah ini :

1) Ada yang langsung membusuk
2) Ada pula yang jenazahnya utuh
3) Ada yang tidak berbentuk lagi, hilang bentuk jenazah
4) Ada pula yang meleleh menjadi cair
5) Ada yang menjadi mustika (permata)
6) Istimewanya ada yang menjadi hantu
7) Bahkan ada yang menjelma menjadi hewan.

Masih banyak pula kejadiaanya, lalu bagaimana hal itu dapat terjadi apa yang menjadi penyebabnya. Menurut para pakar setelah mereka bersepakat dalam diskusi dapat disimpulkan :
Para peserta sepakat dengan pendapat Sultan Agung bahwa manusia setelah meninggal keadaan jenazahnya berbeda-beda, itu suatu tanda bahwa disebabkan karena adanya kelainan atau salah kejadian (tidak wajar), karena waktu masih hidup yang bersangkutan berbuat dosa dan setelah menjadi mayat pun akan mengalami sesuatu kejadian dan dapat masuk kedalam alam penasaran. Karena pada saat memasuki proses sakaratul maut hatinya ragu, takut, kurang kuat tekadnya, tidak dapat memusatkan pikiran hanya untuk satu ialah menghadapi maut. Maka ada berbagai bab dalam mempelajari ilmu ma’rifat, seperti yang akan diutarakan berikut ini :

1. Pada waktu masih hidup, siapapun yang senang tenggelam dalam kekayaan dan kemewahan, tidak mengenal tapa brata, setelah mencapai akhir hayat, maka jenazahnya akan menjadi busuk dan kemudian menjadi tanah liat, sukmanya melayang gentayangan dapat diumpamakan bagaikan rama-rama tanpa mata sebaliknya, dan apabila pada masa hidupnya senang menyucikan diri lahir maupun batin termasuk lampah/laku maka kejadiannya tidak akan demikian.

2. Pada waktu masih hidup bagi mereka yang kuat pusaka tetapi tidak mengenal batas waktunya bila tiba saat kematiannya maka mayatnya akan terongok menjadi batu dan membuat tanah perkuburannya itu menjadi sangar adapun rohnya akan menjadi danyang semoro bumi, tetapi apabila pada masa hidupnya mempunyai sifat nrima atau sabar artinya makan tidur tidak bermewah-mewah cukup seadanya dengan perasaan tulus lahir batin kemungkinan tidaklah seperti diatas kejadiannya pada saat setelah meninggalkan dunia.

3. Pada masa hidupnya seseorang yang menjalani lampah tidak tidur tetapi tidak ada batas waktu tertentu pada umumnya disaat kematiannya kelak jenaahnya akan keluar dari liang lahatnya karena terkena pengaruh berbagai hantu yang menakutkan. Adapun sukmanya menitis pada hewan. Walaupun begitu bila pada masa hidupnya disertai sifat rela bila meninggal tidak akan keliru jalan.

4. Siapapun yang melantur dalam mencegah syahwat atau hubungan seks tanpa mengenal waktu pada saat kematian jenazahnya akan lenyap melayang masuk kedalam alamnya jin, setan, dan roh halus lainnya sukmanya sering menjelma menjadi semacam benalu atau menempel pada orang seperti menjadi genduruwo dan sebagainya yang masih senang mengganggu wanita kalau berada pada pohon besar dan apabila pohon itu di potong maka benalu tadi akan ikut mati walaupun begitu bila mada masa hidupnya disertakan sifat jujur tidak berbuat mesum, tidak berzinah, bermain seks dengan wanita yang bukan haknya, tidak akan begitu kejadiannya.

5. Apbila ketika masih hidup selalu sabar dan tawakal dapat menahan hawa nafsu, berani dalam lampah dan menjalani mati didalam hidupnya, tidak berbudi rendah, rona muka manis, dengan tutur kata sopan, sabar dan sederhana semuanya itu tidak belebihan dan dapat menempatkan pada tempatnya, situasi dan kondisi dan yang demikian itu umumnya apabila tiba akhir hayatnya maka keadaan jenazahnya akan mendapatkan kemuliaan sempurna dalam keadaannya yang hakiki. Kembali menyatu dengan zat yang Maha Agung, yang dapat menghukum dan dapat menciptakan apa saja, bila menghendaki datang menurut kemauannya apalagi bila disertakan sifat welas asih, akan abadi menyatunya Kawulo Gusti.
Oleh karenanya bagi orang yang ingin mempelajari ilmu ma’arifat haruslah dapat menjalani : Iman, Tauhid dan Ma’rifat.

2. Berbagai Jenis Kematian

Pada ketika itu Baginda Sultan Agung Prabu Hanyangkra Kusuma merasa senang atas segala pembicaraan dan pendapat yang telah disampaikan tadi. Kemudian beliau melanjutkan pembicaraan lagi tentang berbagai jenis kematian misalnya
Mati Kisos
Mati kias
Mati sahid
Mati salih
Mati tewas
Mati apes

Sultan Agung Anyakrakusuma meminta agar peserta diskusi dapat menjelaskan semua jenis kematian tersebut, maka para peserta yang hadir dalam diskusi tersebut memberikan jawaban sebagai berikut :

Mati Kisos, adalah suatu jenis kematian yang disebabkan karena hukuman mati. yang disebabkan dari perbuatan orang yang bersangkutan membunuh, kemudian dijatuhi hukuman dengan keputusan pengadilan yang dilakukan atas wewenang raja.
Mati Kias, adalah suatu jenis kematian yang diakibatkan oleh suatu perbuatan misalnya: nifas atau mati melahirkan.
Mati Syahid, adalah suatu jenis kematian karena gugur dalam perang, dibajak, dirampok, disamun.
Mati Salih, adalah suatu jenis kematian yangbdisebabkan karena kelaparan, bunuh diri karena mendapat aib atau karena sangat bersedih.
Mati Tiwas, adalah suatu jenis kematian karena tenggelam, disambar petir, tertimpa pohon , jatuh memanjat pohon, dan sebagainya.
Mati Apes, suatu jenis kematian karena ambah-ambahan, epidemi karena santet atau tenung dari orang lain yang demikian itu benar-benar tidak dapat sampai pada kematian yang sempurna atau kesedanjati bahkan dekat sekali pada alam penasaran.
Berkatalah beliau : “Sebab-sebab kematian tadi yang mengakibatkan kejadiannya lalu apakah tidak ada perbedaannya antara yang berilmu dengan yang bodoh ? Andaikan yang menerima akibat dari kematian seornag pakarnya ilmu mistik, mengapa tidak dapat mencabut seketika itu juga ?”
Dijawab oleh yang menghadap : “Yang begitu itu mungkin disebabkan karena terkejut menghadapi hal-hal yang tiba-tiba. Maka tidak teringat lagi dengan ilmu yang diyakininya dalam batin yang dirasakan hanyalah penderitaan dan rasa sakit saja. Andaikan dia mengingat keyakinan ilmunya mungkin akan kacau didalam melaksanakannya tetapi kalau selalu ingat petunjuk-petunjuk dari gurunya maka kemungkinan besar dapat mencabut seketika itu juga.
Setelah mendengar jawaban itu beliau merasa masih kurang puas menurut pendaat beliau bahwa sebelum seseorang terkena bencana apakah tidak ada suatu firasat dalam batin dan pikiran, kok tidak terasa kalau hanya begitu saja beliau kurang sependapat oleh karenanya beliau mengharapkan untuk dimusyawarahkan sampai tuntas dan mendapatkan suatu pendapat yang lebih masuk akal.
Kyai Ahmad Katengan menghaturkan sembah: “Sabda paduka adalah benar, karena sebenarnya semua itu masih belum tentu , hanyalah Kangjeng Susuhunan Kalijogo sendiri yang dapat melaksanakan ngracut jasad seketika , tidak terduga siapa yang dapat menyamainya

3. Wedaran Angracut Jasad

Adapun Pangracutan Jasad yang dipergunakan oleh Kangjeng Susuhunan Kalijogo, penjelasannya yang telah diwasiatkan kepada anak cucu seperti ini caranya:
“Badan jasmaniku telah suci, kubawa dalam keadaan nyata, tidak diakibatkan kematian, dapat mulai sempurna hidup abadi selamanya, didunia aku hidup, sampai di alam nyata (akherat) aku juga hidup, dari kodrat iradatku, jadi apa yang kuciptakan, yang kuinginkan ada, dan datang yang kukehendaki”.

4. Wedaran Menghancurkan Jasad

Adapun pesan beliau Kangjeng Susuhunan di Kalijogo sebagai berikut : “Siapapun yang menginginkan dapat menghancurkan tubuh seketika atau terjadinya mukjijat seperti para Nabi, mendatangkan keramat seperti para Wali, mendatangkan ma’unah seperti para Mukmin Khas, dengan cara menjalani tapa brata seperti pesan dari Kangjeng Susuhunan di Ampel Denta :
Menahan Hawa Nafsu, selama seribu hari siang dan malamnya sekalian.
Menahan syahwat (seks), selama seratus hari siang dan malam
Tidak berbicara, artinya membisu, dalam empat puluh hari siang dan malam
Puasa padam api, tujuh hari tujuh malam
Jaga, lamanya tiga hari tiga malam
Mati raga, tidak bergerak lamanya sehari semalam.

Adapun pembagian waktunya dalam lampah seribu hari seribu malam itu beginilah caranya :

1. Manahan hawa nafsu, bila telah mendapat 900 hari lalu teruskan dengan
2. Menahan syahwat, bila telah mencapai 60 hari, lalu dirangkap juga dengan
3. Membisu tanpa berpuasa selama 40 hari, lalu lanjutkan dengan
4. Puasa pati selama 7 hari tujuh malam, lalu dilanjutkan dengan
5. Jaga, selama tiga hari tiga malam, lanjutkan dengan
6. Pati raga selama sehari semalam.
Adapun caranya Pati Raga adalah : tangan bersidakep kaki membujur dan menutup sembilan lobang ditubuh, tidak bergerak-gerak, menahan tidak berdehem, batuk, tidak meludah, tidak berak, tidak kencing selama sehari semalam tersebut. Yang bergerak tinggallah kedipnya mata, tarikan nafas, anapas, tanapas nupus, artinya tinggal keluar masuknya nafas, yang tenang jangan sampai bersengal-sengal campur baur.
Perlunya Pati Raga
Baginda Sultan Agung bertanya : “Apakah manfaatnya Pati Raga itu ?”
Kyai Penghulu Ahmad Kategan menjawab : “Adapun perlunya pati raga itu, sebagai sarana melatih kenyataan, supaya dapat mengetahui pisah dan kumpulnya Kawula Gusti, bagi para pakar ilmu kebatinan pada jaman kuno dulu dinamakan dapat Meraga Sukma, artinya berbadan sukma, oleh karenanya dapat mendakatkan yang jauh, apa yang dicipta jadi, mengadakan apapun yang dikehendaki, mendatangkan sekehendaknya, semuanya itu dapat dijadikan suatu sarana pada awal akhir. Bila dipergunakan ketika masih hidup di Dunia ada manfaatnya, begitu juga dipergunakan kelak bila telah sampai pada sakaratul maut

Rabu, 05 November 2008

Serat Djoko Lodang

SERAT JOKO LODANG

Gambuh
1.
Jaka Lodang gumandhul
Praptaning ngethengkrang sru muwusEling-eling pasthi karsaning Hyang WidhiGunung mendhak jurang mbrenjulIngusir praja prang kasor
Joko Lodang datang berayun-ayun diantara dahan-dahan pohonkemudian duduk tanpa kesopanan dan berkata dengan keras.Ingat-ingatlah sudah menjadi kehendak Tuhanbahwa gunung-gunung yang tinggi itu akan merendahsedangkan jurang yang curam akan tampil kepermukaan(akan terjadi wolak waliking jaman), karena kalah perang maka akan diusir dari negerinya.
2.
Nanging awya kliru
Sumurupa kanda kang tinamtuNadyan mendak mendaking gunung wis pastiMaksih katon tabetipunBeda lawan jurang gesong
Namun jangan salah terima menguraikan kata-kata ini.Sebab bagaimanapun juga meskipun merendah kalau gunungakan tetap masih terlihat bekasnya.Lain sekali dengan jurang yang curam.
3.
Nadyan bisa mbarenjul
Tanpa tawing enggal jugrugipunKalakone karsaning Hyang wus pinastiYen ngidak sangkalanipunSirna tata estining wong
Jurang yang curam itu meskipun dapat melembung,namun kalau tidak ada tanggulnya sangat rawan dan mudah longsor.(Ket. Karena ini hasil sastra maka tentu saja multi dimensi.Yang dimaksud dengan jurang dan gunung bukanlah pisiktetapi hanyalah sebagai yang dilambangkan).Semuanya yang dituturkan diatas sudah menjadi kehendak Tuhanakan terjadi pada tahun Jawa 1850.(Sirna=0, Tata=5, Esthi=8 dan Wong=1).Tahun Masehi kurang lebih 1919-1920.
Sinom
1.
Sasedyane tanpa dadya
Sacipta-cipta tan polihKang reraton-raton rantasMrih luhur asor pinanggihBebendu gung nekaniKongas ing kanistanipunWong agung nis gungiraSudireng wirang jrih lalisIngkang cilik tan tolih ring cilikira
Waktu itu seluruh kehendaki tidak ada yang terwujud,apa yang dicita-citakan buyar, apa yang dirancang berantakan,segalanya salah perhitungan, ingin menang malah kalah,karena datangnya hukuman (kutukan) yang berat dari Tuhan.Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela.Orang besar kehilangan kebesarannya, lebih baik tercemar nama daripada mati,sedangkan yang kecil tidak mau mengerti akan keadaannya.
2.
Wong alim-alim pulasan
Njaba putih njero kuningNgulama mangsah maksiatMadat madon minum mainKaji-kaji ambataningDulban kethu putih mamprungWadon nir wadorinaPrabaweng salaka rukmiKabeh-kabeh mung marono tingalira
Banyak orang yang tampaknya alim, tetapi hanyalah semu belaka.Diluar tampak baik tetapi didalamnya tidak.Banyak ulama berbuat maksiat.Mengerjakan madat, madon minum dan berjudi.Para haji melemparkan ikat kepala hajinya.Orang wanita kehilangan kewanitaannya karena terkena pengaruh harta benda.Semua saja waktu itu hanya harta bendalah yang menjadi tujuan.
3.
Para sudagar ingargya
Jroning jaman keneng sarikMarmane saisiningratSangsarane saya mencitNir sad estining uripIku ta sengkalanipunPantoging nandang sudraYen wus tobat tanpa mosikSru nalangsa narima ngandel ing suksma
Hanya harta bendalah yang dihormati pada jaman tersebut.Oleh karena itu seluruh isi dunia penderitaan kesengsaraannya makin menjadi-jadi.Tahun Jawa menunjuk tahun 1860 (Nir=0, Sad=6, Esthining=8, Urip=1).Tahun Masehi kurang lebih tahun 1930.Penghabisan penderitaan bila semua sudah mulai bertobat dan menyerahkan dirikepada kekuasaan Tuhan seru sekalian alam.
Megatruh1. Mbok Parawan sangga wang duhkiteng kalbu
Jaka Lodang nabda malihNanging ana marmanipunIng waca kang wus pinesthiEstinen murih kelakon
Mendengar segalanya itu Mbok Perawan merasa sedih.Kemudian Joko Lodang berkata lagi :“Tetapi ketahuilah bahwa ada hukum sebab musabab,didalam ramalan yang sudah ditentukan haruslah diusahakan supayasegera dan dapat terjadi “.
2.
Sangkalane maksih nunggal jamanipun
Neng sajroning madya akirWiku Sapta ngesthi RatuAdil parimarmeng dasihIng kono kersaning Manon
Jamannya masih sama pada akhir pertengahan jaman.Tahun Jawa 1877 (Wiku=7, Sapta=7, Ngesthi=8, Ratu=1).Bertepatan dengan tahun Masehi 1945.Akan ada keadilan antara sesama manusia. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan.
4.
Tinemune wong ngantuk anemu kethuk
Malenuk samargi-margiMarmane bungah kang nemuMarga jroning kethuk isiKencana sesotya abyor
Diwaktu itulah seolah-olah orang yang mengantuk mendapat kethuk (gong kecil)yang berada banyak dijalan.Yang mendapat gembira hatinya sebab didalam benda tersebutisinya tidak lain emas dan kencana.